astakom.com, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan rencana untuk bertemu dengan asosiasi pengusaha rokok dalam waktu dekat. Pertemuan ini dilakukan untuk membahas arah kebijakan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok.
“Mungkin 1-2 hari ini, mungkin saya telepon besok,” kata Purbaya kepada awak media di Kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu, dikutip astakom.com, Kamis (24/9).
Menurut Purbaya, dialog dengan asosiasi di industri rokok penting, agar kebijakan cukai tidak menekan industri dalam negeri yang selama ini banyak menyumbang penyerapan tenaga kerja.
“Yang penting adalah kita ingin menjaga, jangan sampai saya mematikan industri rokok domestik, sementara industri rokok di Cina hidup gara-gara mereka yang menyuplai kita,” tegasnya.
Sinyal Tak Ada Kenaikan Cukai
Menkeu Purbaya juga memberi sinyal kemungkinan tidak ada kenaikan tarif cukai rokok dalam waktu dekat. Ia menegaskan, pendapatan negara dari sektor ini bisa dioptimalkan tanpa harus menaikkan tarif yang sudah berlaku.
“Pendapatan cukai itu enggak harus tarifnya naik kan. Kita mau ketemu asosiasi rokok, seperti apa langkah yang terbaik untuk cukai rokok ini,” ujarnya.
Purbaya berharap, pertemuan dengan asosiasi menghasilkan solusi yang adil, baik bagi pemerintah dalam memperoleh penerimaan negara, maupun bagi industri rokok agar tetap bertahan di tengah persaingan global.
Sebelumnya, Purbaya menegaskan bahwa kebijakan tidak menaikkan tarif cukai rokok bertujuan menjaga keberlangsungan industri. Sektor rokok disebut menjadi salah satu penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia.
“Selama kita enggak punya program yang bisa menyerap tenaga kerja yang menganggur, industri enggak boleh dibunuh. Ini hanya membuat orang susah saja,” ujarnya di Jakarta, Jumat (19/9).
Purbaya bahkan sempat terkejut mendapati tarif cukai rokok di Indonesia sudah sangat tinggi. “Agak aneh menurut Saya. Saya tanya kan, cukai rokok gimana? Sekarang berapa rata-rata? 57 persen. Tinggi amat, Fir’aun lu,” ujarnya satir sambil melempar tawa.
Meski mengakui bahwa konsumsi rokok perlu dibatasi, Purbaya menegaskan kebijakan tersebut tidak boleh dilakukan dengan cara yang justru mematikan industri.
“Memang harus dibatasin, yang rokok itu paling nggak orang ngertilah, harus ngerti risiko rokok atau seperti apa. Tapi nggak boleh dengan policy untuk membunuh industri rokok, terusnya tenaga kerja dibiarkan tanpa kebijakan bantuan dari pemerintah. Itu kan kebijakan yang nggak bertanggung jawab kan?” tandasnya.
Gen Z Takeaway
Menkeu Purbaya kasih sinyal kalau cukai rokok kemungkinan nggak bakal naik dulu nih. Dia mau ketemu asosiasi pengusaha rokok buat cari solusi bareng biar penerimaan negara tetap jalan, tapi industri rokok lokal juga nggak mati kalah sama produk luar.
Purbaya bilang penting banget jaga industri ini karena jadi salah satu penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia. Jadi intinya, pemerintah mau atur kebijakan cukai yang adil: rokok tetap dibatasi karena berisiko, tapi jangan sampai bikin jutaan pekerja kehilangan mata pencaharian.