Kamis, 25 Sep 2025
Kamis, 25 September 2025

Fraksi Gerindra: APBN 2026 Jadi Katalisator Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi

astakom.com, Jakarta – Rapat Paripurna ke-5 DPR RI yang diselenggarakan pada Selasa, 23 September 2026, resmi mengesahkan UU APBN 2026 sebagai UU APBN pertama yang dirancang di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dengan postur belanja negara sebesar Rp3.842,7 triliun, pendapatan Rp3.153,6 triliun, dan defisit 2,68 persen PDB, APBN ini menandai arah baru kebijakan fiskal Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.

Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI, Budisatrio Djiwandono, menegaskan bahwa pihaknya mendukung postur APBN 2026 yang berorientasi pada percepatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi melalui berbagai program-program prioritas yang bermanfaat langsung untuk masyarakat.

“Postur APBN 2026 memang disusun secara ekspansif, namun tetap dalam koridor disiplin fiskal yang menjaga defisit di bawah 3 persen sesuai dengan amanat UU. Kami mendukung pemerintah yang ingin menjadikan APBN 2026 sebagai katalisator untuk mendorong mesin pertumbuhan sektor swasta, sekaligus menyasar langsung perekonomian rakyat melalui program-program strategis nasional,” ujar Budisatrio.

Menurut Budisatrio, APBN 2026 dirancang untuk mendukung delapan agenda prioritas, mulai dari ketahanan pangan, energi, pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan desa dan koperasi. Agenda-agenda tersebut akan berdampak langsung pada peningkatan kualitas SDM, perbaikan gizi dan kesehatan masyarakat, serta memberikan multiplier effect bagi perekonomian daerah. Di saat yang sama, APBN juga diarahkan untuk menjadi jaring pengaman sosial yang dapat menjaga daya beli masyarakat, khususnya kelompok ekonomi rentan.

“Pada penerapannya nanti, APBN 2026 harus dikelola dan dikawal agar setiap rupiah dibelanjakan secara tepat sasaran, akuntabel, transparan, efisien, dan terserap optimal. Karena pada dasarnya program strategis nasional sudah dirancang untuk memberikan dampak nyata bagi masyarakat, namun manfaatnya hanya akan terasa apabila anggaran dibelanjakan dengan cepat, tepat, dan terkelola dengan baik,” jelas Budisatrio.

Terkait alokasi Transfer ke Daerah (TKD) yang dinilai turun dibanding outlook APBN 2025, Budisatrio menekankan bahwa total belanja pemerintah pusat yang akan dinikmati daerah justru lebih besar, yakni mencapai Rp1.376,9 triliun. Anggaran tersebut diwujudkan dalam berbagai program strategis yang langsung menyentuh masyarakat, mulai dari Makan Bergizi Gratis, Sekolah Rakyat, Koperasi Desa Merah Putih, PIP dan KIP Kuliah, bantuan kesehatan JKN, hingga subsidi KUR, pupuk, dan energi.

“Penurunan TKD tidak bisa dibaca secara parsial. Justru melalui UU APBN 2026 total belanja pemerintah pusat yang mengalir ke daerah hampir mencapai dua kali lipat angka TKD, yaitu Rp1.376,9 triliun. Angka ini menunjukkan bahwa pembangunan tetap berangkat dari daerah, melalui program-program yang langsung dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Dengan desain seperti ini, kita bisa memastikan pemerataan manfaat APBN, mulai dari pemenuhan gizi, akses pendidikan berkualitas, kesehatan masyarakat, hingga pemberdayaan ekonomi dan masyarakat desa,” jelas Budisatrio.

Budisatrio menegaskan bahwa setelah pengesahan UU APBN 2026, DPR, khususnya Fraksi Gerindra, akan menjalankan fungsi pengawasan atas implementasi program-program strategis pemerintah. Fokus pengawasan diarahkan pada optimalisasi penyerapan anggaran sekaligus eksekusi program yang tepat sasaran. Sehingga anggaran bukan hanya terserap, tapi juga benar-benar memberikan dampak nyata dalam menggerakkan roda perekonomian sekaligus pemerataan pembangunan.

“Saya telah menginstruksikan seluruh anggota DPR Fraksi Partai Gerindra dari setiap Komisi untuk turun langsung dan mengawal implementasi program strategis. Hal ini dilakukan agar penyerapan anggaran dapat berdampak pada peningkatan produktivitas ekonomi, pembukaan lapangan kerja berkualitas, dan berkontribusi pada pemerataan pembangunan,” tutupnya.

Gen Z Takeaway

UU APBN 2026 telah disahkan. Ini adalah UU APBN pertama yang dirancang di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Pada UU tersebut terdapat belanja negara sebesar Rp3.842,7 triliun, pendapatan Rp3.153,6 triliun, dan defisit 2,68 persen PDB. Menurut Ketua Fraksi Gerindra Budisatrio, APBN ini menandai arah baru kebijakan fiskal Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo. Meski jumlah dana transfer ke daerah (TKD) turun, tapi sesungguhnya alokasi pusat banyak yang langsung ditujukan ke masyarakat. Misalnya, program MBG, Koperasi Merah Putih dan lainnya. Dan jumlahnya 2 kali lipat dari TKD.

Feed Update

Bareskrim Polri Bongkar Sindikat Pembobol Rekening Dormant Rp204 Miliar

astakom.com, Jakarta – Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri berhasil membongkar jaringan sindikat pembobolan rekening bank dormant, dengan nilai kerugian mencapai Rp204...

Korlantas Polri Ungkap Penutupan Gerbang Tol Penyebab Macet Horor di Jakarta

astakom.com, Jakarta - Korlantas Polri mengungkap penyebab kemacetan horor yang terjadi di kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta, sejak Rabu (24/9) malam hingga Kamis hari...

Rizal Mallarangeng: Pidato Prabowo di PBB Jadi Tonggak Baru Politik Luar Negeri Indonesia

astakom.com, Jakarta — Pengamat politik sekaligus tokoh nasional, Rizal Mallarangeng, menilai pidato Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80...

Dari Bung Karno ke Prabowo, Indonesia Dianggap Berhasil Gunakan ‘High Diplomacy’ di PBB

astakom.com, Jakarta - Pengamat politik Rizal Mallarangeng menilai Presiden RI Prabowo Subianto jadi presiden setelah Soekarno yang berhasil memakai high diplomacy alias diplomasi tingkat...

Fraksi Gerindra: Pidato Bersejarah Presiden di PBB, Indonesia Suarakan Perdamaian Dunia

astakom.com, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI sekaligus Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Budisatrio Djiwandono, mengungkapkan rasa bangga serta dukungan penuh...

Komisi IX DPR Tekankan RUU Ketenagakerjaan Harus Jadi Regulasi yang Adil Bagi Pekerja dan Dunia Usaha

astakom.com, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher menanggapi masukan dari sejumlah serikat buruh terkait Rancangan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang disampaikan kemarin....

Viral

Videos