astakom.com, Jakarta – Dalam pidato di Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Selasa (23/9), Presiden Prabowo menyinggung doktrin Thucydides: ”Yang kuat berbuat semaunya, sementara yang lemah menderita semestinya.”
Menurut Presiden Prabowo, PBB dibentuk untuk menolak doktrin itu. Karena menurutnya, PBB harus berdiri untuk semua – yang kuat maupun yang lemah.
Siapa Thucydides?
Mengutip dari berbagai sumber, Thucydides (lahir 460-wafat 395 SM) adalah seorang sejarawan dan jenderal Athena dari Yunani kuno. Ia juga dikenal sebagai “Bapak Sejarah Ilmiah” karena metode penulisan sejarahnya yang objektif dan analitis.
Karya utamanya adalah Sejarah Perang Peloponnesia, yang mencatat perang antara Athena dan Sparta pada abad ke-5 SM. Sejarah Perang Peloponnesia, membahas konflik antara Athena dan Sparta, yang menguasai dunia Yunani.
Karya ini dianggap sebagai salah satu karya sejarah terbaik yang pernah ditulis dan terus menjadi sumber penting untuk studi sejarah dan hubungan internasional.
Thucydides dianggap sebagai pelopor sejarah ilmiah karena pendekatannya yang cermat dalam menganalisis peristiwa, menghindari takhayul, dan fokus pada penyebab serta konsekuensi politik.
Karyanya juga menjadi dasar bagi teori realisme politik, karena ia menekankan kekuatan, peluang, dan kepentingan negara dalam hubungannya di masa perang.
Sebagai seorang jenderal yang diasingkan karena kegagalan militer, pengalamannya memberikan perspektif unik dan memungkinkan akses ke berbagai pihak yang terlibat dalam perang.
Thucydides hidup dan menulis di masa Perang Peloponnesia. Setelah kegagalannya untuk mencegah jatuhnya Amphipolis ke tangan Sparta pada tahun 424 SM, ia diadili dan dijatuhi hukuman pengasingan selama 20 tahun.
Namun, pengasingan ini memberinya kesempatan untuk melakukan perjalanan dan mengumpulkan informasi dari berbagai pihak, termasuk para sekutu Sparta, yang memperkaya karyanya.
Karyanya tidak selesai hingga ia meninggal, namun tetap menjadi salah satu karya sejarah terbaik yang pernah ditulis.
Gen Z Takeaway
Presiden Prabowo menyinggung nama Thucydides dalam pidato di Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa. Thucydides Adalah seorang sejarawan sekaligus jenderal Athena dari Yunani Kuno. Ia juga disebut sebagai seorang “Bapak Sejarah Ilmiah”. Karena metode penulisan karyanya yang obyektif dan analitis.