Rabu, 8 Okt 2025
Rabu, 8 Oktober 2025

Suku Bunga BI Kembali Dipangkas Jadi 4,75 Persen

astakom.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) ke level 4,75 persen. Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada 16–17 September 2025.

“Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 September 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 4,75%,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG BI, dikutip astakom.com, Selasa (17/9).

Selain itu, suku bunga Deposit Facility juga turut dipangkas sebesar 50 bps menjadi 3,75 persen, dan suku bunga Lending Facility dipangkas 25 bps menjadi 5,50 persen.

Perry menjelaskan, keputusan penurunan bi rate hari ini ditempuh sejalan dengan terjaganya prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam kisaran target 2,5 persen ±1 persen, sekaligus untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

“Keputusan penurunan suku bunga BI ini konsisten dengan upaya bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menjaga tetap rendahnya perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5 ±1 persen, dan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya,” jelas Perry.

“Ke depan Bank Indonesia akan terus mencermati prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga birate dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah,” imbuhnya.

Hingga 16 September 2025, rupiah tercatat menguat 0,30 persen point-to-point dibanding akhir Agustus 2025. Stabilitas tersebut didukung kebijakan BI serta peningkatan konversi devisa hasil ekspor. Perry menegaskan, secara umum rupiah lebih stabil dibanding mata uang negara berkembang maupun maju.

Inflasi Masih Rendah

Data Agustus 2025 menunjukkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) di level 2,31 persen year-on-year (yoy). Inflasi inti tercatat 2,17 persen yoy, sementara inflasi administered prices turun menjadi 1 persen yoy akibat penurunan Harga BBM nonsubsidi dan tiket pesawat. Adapun inflasi volatile food naik ke 4,47 persen yoy karena kenaikan harga beras pasca panen raya.

Kebijakan Moneter dan Likuiditas

Sejak September 2024, BI sudah menurunkan BI Rate sebesar 125 bps. Stabilitas rupiah dijaga melalui intervensi pasar valas, baik offshore maupun domestik, serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Hingga 16 September 2025, BI telah membeli SBN senilai Rp217,17 triliun, termasuk Rp160,07 triliun melalui program debt switching.

Selain itu, ekspansi likuiditas dilakukan lewat penurunan instrumen moneter SRBI dari Rp919,76 triliun pada awal tahun menjadi Rp716,62 triliun. “Kebijakan ini ditempuh secara terukur, transparan, dan konsisten, untuk menjaga kredibilitas moneter sekaligus mendukung stabilitas perekonomian nasional,” kata Perry.

Meski suku bunga pasar uang dan imbal hasil SBN sudah turun signifikan, Perry menilai penurunan bunga perbankan masih lambat. Sehingga menurutnya, suku bunga deposito dan kredit perbankan perlu segera turun sehingga dapat meningkatkan penyaluran pembiayaan.

“Ini bagian dari upaya bersama mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Perry menyampaikan bahwa pihaknya di Bank Sentral juga memperkuat insentif likuiditas makroprudensial (KLM) dan digitalisasi sistem pembayaran.

Hingga Awal September 2025, KLM mencapai Rp384 triliun dan disalurkan ke Bank BUMN, BPD, hingga cabang bank asing. Dana tersebut diarahkan untuk sektor prioritas, termasuk pertanian, perumahan rakyat, konstruksi, UMKM, dan Ekonomi Hijau.

Gen Z Takeaway

BI baru aja nurunin suku bunga jadi 4,75 persen biar ekonomi makin ngebut. Inflasi masih jinak, rupiah stabil, tapi Perry wanti-wanti bank jangan lelet nurunin bunga kredit. Soalnya kalau bunga nggak ikut turun, duit segar nggak bakal ngalir ke sektor riil. Intinya: BI udah gaspol, tinggal bank yang jangan main rem tangan.

Ikuti perkembangan berita terkini ASTAKOM di GOOGLE NEWS

Feed Update

Tak Cuma Himbara, Bank Jateng-Jatim Bakal Kecipratan Dana Segar dari Pemerintah

astakom.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa pemerintah melalui Kementerian keuangan (Kemenkeu) berencana untuk menyalurkan dana saldo anggaran lebih (SAL)...

Langkah Kemenkeu dan Pemprov DKI Sinergi Kelola Fiskal yang Mengalir Hingga ke Masyarakat

astakom.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan kebijakan fiskal serta percepatan...

Kebijakan Purbaya Tebar Rp200 Triliun Berbuah Manis, Penyaluran Kredit Perbankan Kian Melesat

astakom.com, Jakarta – Upaya pemerintah dalam memperkuat perekonomian nasional melalui kebijakan pengalihan dana mengendap di Bank Indonesia (BI) sebesar Rp200 triliun ke bank-bank milik...

Bank Mandiri Klaim Sudah Salurkan 63 Persen Dana Pemerintah, Fokus UMKM dan Industri Padat Karya

astakom.com, Jakarta – PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengklaim penyaluran dana pemerintah senilai Rp55 triliun, yang merupakan bagian dari dana RP200 triliun yang diberikan...

Bongkar Smelter Ilegal di Babel, Prabowo Pastikan Ratusan Triliun Tak Lagi Bocor

astakom.com, Bangka Belitung — Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk menindak tegas praktik tambang ilegal dan penyelundupan sumber daya alam yang...

Prabowo: Rugikan Negara Rp 300 T, 6 Smelter Ilegal di Babel Disita

astakom.com, Bangka Belitung — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melakukan kunjungan penting ke Bangka Belitung pada Senin (6/10) dengan agenda meninjau langsung penyitaan enam...

Viral