astakom.com, Jakarta – Tim Ekspedisi Macan Tutul Jawa TNI Angkatan Darat (AD) berhasil merekam keberadaan 19 Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) dan Macan Kumbang termasuk dua anakan macan, melalui kamera jebak (foto dan video) yang mereka pasang.
Diketahui, Resimen Latihan Tempur (Menlatpur) Kostrad TNI AD bekerja sama dengan Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) membentuk tim Ekspedisi Macan Tutul Jawa yang dilepas Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., pada Februari 2025.
Hingga Agustus 2025, sebanyak 19 macan berjenis Panthera Pardus Melas dan macan kumbang terekam kamera jebak yang dipasang oleh tim ekspedisi.
Selain populasi Macan Tutul, kamera jebak juga mendokumentasikan keberadaan satwa langka lain seperti Elang Jawa, yang turut memperkuat status Pegunungan Sanggabuana sebagai kawasan bernilai konservasi tinggi.
Susun program perlindungan kawasan konservasi
Terkait hasil temuan penelitian terbaru itu, Koordinator Tim Survei Macan Tutul Jawa Sanggabuana dari SCF, Bernard T. Wahyu Wiryanta mengatakan, penting bagi pemerintah menyusun program perlindungan satwa prioritas dan terancam punah.
“Dengan adanya survei populasi ini, selain mendapat data individu Macan Tutul Jawa, juga dilakukan mitigasi ancaman dan pemetaan preferensi pakan,” kata Bernard keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad) dikutip astakom.com, Selasa (16/9).
Tak hanya itu, menurut Bernard, temuan itu bisa menjadi dasar perubahan fungsi hutan Sanggabuana menjadi kawasan konservasi.
“Data ini akan menjadi dasar penting dalam usulan perubahan fungsi hutan Sanggabuana menjadi kawasan konservasi, sehingga ada kepastian hukum terhadap status hutan dan upaya perlindungan keanekaragaman hayati dapat lebih maksimal,” ujarnya.
Bernard juga menegaskan bahwa kehadiran prajurit Menlatpur Kostrad sangat dibutuhkan dalam kegiatan konservasi.
Sebab, selain terlibat langsung dalam proses penelitian dan menjaga agar latihan tempur tidak mengganggu habitat satwa, para prajurit juga berperan dalam patroli anti perburuan dan pencegahan perambahan hutan.
”Terbukti, hingga kini, kehadiran prajurit mampu menekan angka perburuan satwa dilindungi secara signifikan di kawasan Sanggabuana,” jelasnya.
Bersatu dengan alam
Sementara itu, KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak menegaskan bahwa upaya ini merupakan bentuk nyata komitmen TNI AD terhadap kelestarian alam dan ekosistem, sebagaimana program unggulan TNI AD “Bersatu Dengan Alam”.
“Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keanekaragaman hayati demi kelangsungan hidup generasi mendatang. TNI AD akan terus mendukung kegiatan pelestarian hutan lindung seperti ini,” ujar KSAD Maruli.
Bersama SCF dan berbagai pemangku kepentingan, TNI AD melalui Menlatpur Kostrad terus memperkuat kiprahnya dalam menjaga keseimbangan alam.
Hasil ekspedisi ini diharapkan dapat mempercepat proses penetapan Pegunungan Sanggabuana sebagai kawasan konservasi sekaligus menegaskan komitmen TNI AD untuk hadir tidak hanya dalam menjaga kedaulatan negara, tetapi juga dalam melestarikan lingkungan bagi generasi mendatang.
Gen Z Takeaway
Tim survey bentukan TNI AD berhasil merekam 19 macan tutul Jawa dan anakannya, Guys. Kabar itu bukan cuma menggembirakan, tapi juga bukti bahwa binatang langka itu ternyata masih ada di Pegunungan Sanggabuana, Karawang. Tim ekspedis minta pemerintah segera tetapkan tempat itu sebagai kawasan konservasi, agar satwa langka itu terlindungi.