astakom.com, Jakarta – Pemerintah membentuk Tim Akselerasi Program Pembangunan guna mengoptimalkan, sekaligus mempercepat penyerapan belanja negara. Tim ini akan beranggotakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, serta Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani.
“Supaya semua programnya bisa berjalan dengan baik,” kata Purbaya seusai rapat koordinasi terbatas di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, dikutip astakom.com, Jumat (12/9).
Purbaya menjelaskan, tim tersebut akan melakukan evaluasi terhadap program-program pemerintah yang lambat menyerap anggaran atau tidak efektif dalam mendorong pembangunan.
Dari hasil evaluasi itu, kebijakan yang diambil bisa berupa realokasi anggaran ke program lain, atau mendorong percepatan pencairan anggaran jika program tersebut termasuk prioritas presiden.
“Jadi ini bukan bukan kejutan jangka pendek yang dampaknya kecil. Ini akan memberikan kejutan jangka panjang, yang dampaknya jangka panjang kepada perekonomian,” ucap Purbaya.
Ia menegaskan, langkah ini ditujukan untuk memperlancar program pembangunan yang selama ini macet dan mengoptimalkan dana menganggur agar bisa dipakai sesuai arahan Presiden.
“Jadi selama ini yang macet-macet akan kita lancarkan dan dana-dana saya yang nganggur akan saya optimalkan untuk pembangunan, sesuai dengan petunjuk Pak Menko juga,” tegasnya.
Purbaya juga menekankan komitmennya mempercepat belanja negara secara efektif. Ia menegaskan di bawah kepemimpinannya tidak akan ada lagi sisa anggaran yang berlimpah.
“Saya inginkan nanti di akhir tahun semua uang yang kita punya bisa dipakai secara efektif. Jadi nggak akan ada sisa uang yang berlebihan seperti dulu lagi, uang dipakai untuk pembangunan,” papar Purbaya.
Sebagai langkah awal, pemerintah telah resmi memindahkan dana pemerintah dari Bank Indonesia senilai Rp 200 triliun ke lima bank dalam negeri. Penempatan dana ini diatur melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 276 Tahun 2025.
Dana tersebut ditempatkan di Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp 55 triliun, Bank Negara Indonesia (BNI) Rp 55 triliun, Bank Mandiri Rp 55 triliun, Bank Tabungan Negara (BTN) Rp 25 triliun, dan Bank Syariah Indonesia (BSI) Rp 10 triliun.
“Anda akan melihat kondisi ekonomi yang berbeda dari sekarang. Kalau sekarang saya bilang, Anda akan bilang wah terlalu optimis tuh karena lagi susah semuanya. Tapi enggak, Rp 200 triliun sehari ini sudah masuk ke sistem, itu akan mendorong ekonomi juga,” ungkap Purbaya.
Pemerintah lagi bikin Tim Akselerasi biar duit negara nggak nganggur dan pembangunan bisa lebih ngebut. Menteri Keuangan Purbaya tegas bilang nggak ada lagi cerita sisa anggaran numpuk di akhir tahun, semua harus dipakai buat hal produktif.
Bahkan Menteri Purbaya udah langsung tancap gas mindahin Rp 200 triliun ke bank-bank dalam negeri supaya kredit dan ekonomi makin hidup. Jadi vibes-nya, pemerintah lagi all out bikin uang rakyat bener-bener balik jadi manfaat nyata.