astakom.com, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan kembali menghadirkan program Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025, sebagai bentuk dukungan terhadap produk-produk lokal dan UMKM.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa Harbolnas tahun ini memiliki peran penting dalam memperkuat kelas menengah Indonesia melalui periode pemberian diskon besar-besaran dalam rangkaian program tahunan tersebut.
“Jadi ini perlu kita pertebal kegiatan-kegiatan yang mendorong kelas menengah, baik dari segi ekosistem, produsen, maupun pipeline, dalam hal ini pipeline-nya melalui e-commerce, maupun dengan konsumen,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulisnya, dikutip astakom.com, Selasa (9/9).
Target Transaksi Lebih Tinggi
Harbolnas 2025 akan mengusung tema “Nyatakan Cinta Nusantara”, dengan fokus memperkuat peran UMKM dan mendorong rasa bangga menggunakan produk dalam negeri, dengan target kontribusi produk lokal mencapai 50-55 persen dari total transaksi.
Pada 2024, kontribusi produk lokal tercatat mencapai Rp16,1 triliun atau sekitar 52 persen dari total transaksi yang mencapai Rp31,2 triliun. Angka ini naik 31 persen dibanding tahun 2023, sekaligus menandai peningkatan signifikan partisipasi UMKM di berbagai platform e-commerce.
Adapun pada tahun ini, pemerintah menargetkan nilai transaksi belanja online pada periode Harbolnas 2025 bisa menembus angka Rp33 triliun hingga Rp35 triliun. Angka ini naik 5-10 persen dibanding capaian tahun sebelumnya.
“Tentu saya berharap bahwa produk Indonesia, platform Indonesia itu bisa meningkat. Jadi mulai dari produk, pipeline, sampai konsumennya bisa meningkat,” ujar Airlangga.
Jadi Pasar Digital Terbesar ASEAN
Selain soal target transaksi, pemerintah juga menyoroti pertumbuhan ekonomi digital nasional. Indonesia diproyeksikan mencatat Gross Merchandise Value (GMV) hingga USD360 miliar pada 2030, menjadikannya pasar digital terbesar di Asia Tenggara.
Airlangga menambahkan, kesepakatan Perjanjian Kerangka Kerja Ekonomi Digital ASEAN (DEFA) diharapkan memperkuat perdagangan intra-ASEAN, terutama di sektor digital payment.
“Dalam DEFA itu salah satu yang low hanging fruit adalah terkait dengan digital payment yang saat sekarang QRIS sudah didorong oleh Bank Indonesia, bahkan sudah beyond ASEAN, Jepang pun sudah menerima QRIS,” jelasnya.
Adapun puncak perayaan Harbolnas akan berlangsung pada 10–16 Desember 2025 mendatang, dengan berbagai promo menarik, showcase produk lokal unggulan, hingga kampanye kreatif yang mengajak konsumen memilih dan bangga pada produk dalam negeri.
Gen Z Takeaway
Harbolnas 2025 bukan cuma soal belanja diskon gede-gedean, tapi juga ajang buat nunjukin cinta ke produk lokal dan dukung UMKM biar makin naik kelas. Pemerintah ngegas target transaksi tembus Rp33–35 triliun, sambil ngejaga kontribusi produk lokal tetap dominan di angka 50–55 persen.
Dengan proyeksi ekonomi digital Indonesia bakal jadi yang paling cuan di ASEAN, Harbolnas tahun ini vibes-nya bukan sekadar belanja hemat, tapi juga investasi rasa bangga jadi #TeamProdukIndonesia.
