Minggu, 7 Sep 2025
Minggu, 7 September 2025

Inflasi Melandai, Ekonomi RI Makin Pulih di Paruh Kedua 2025

astakom.com, Jakarta – Tren inflasi yang melandai pada Agustus 2025 semakin memperkuat sinyal pemulihan ekonomi Indonesia di semester kedua tahun ini. Hal itu sebagaimana disampaikan Analis Samuel Sekuritas, Prasetya Gunadi.

“Tren inflasi yang lebih landai memperkuat justifikasi bagi BI (Bank Indonesia) untuk melanjutkan pelonggaran moneter,” tulis Prasetya dalam risetnya, dikutip astakom.com, Sabtu (6/9).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) utama naik 2,31 persen year-on-year (yoy), turun tipis dari 2,37 persen pada Juli 2025. Sementara itu, inflasi inti mencapai level terendah dalam 11 bulan terakhir di angka 2,17 persen, mencerminkan lemahnya tekanan permintaan domestik.

Secara bulanan, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,08 persen, berbalik arah dari inflasi 0,3 persen pada Juli 2025. Penurunan terutama ditopang normalisasi harga pangan dan stabilnya biaya transportasi. Dengan capaian ini, inflasi tetap berada dalam kisaran target Bank Indonesia (BI) tahun 2025, yakni 1,5–3,5 persen.

Hingga Agustus 2025, BI sudah memangkas BI Rate sebesar 50 basis poin (bps) ke level 5 persen. Menurut Samuel Sekuritas, jika nilai tukar rupiah tetap stabil dan tekanan inflasi impor terkendali, peluang pemangkasan suku bunga tambahan sebesar 25 bps terbuka pada kuartal IV-2025 atau awal 2026.

Indikator Ekonomi Semakin Positif

Selain inflasi, indikator pertumbuhan ekonomi lain juga menunjukkan perbaikan. Indeks PMI Manufaktur S&P Global kembali ke zona ekspansi pada Agustus, menandakan peningkatan aktivitas industri.

Dari sisi eksternal, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus di atas USD4 miliar selama tiga bulan berturut-turut, terakhir pada Juli sebesar USD4,18 miliar. Tekanan impor pun mereda setelah adanya kesepakatan tarif timbal balik dengan Amerika Serikat, turun menjadi 19 persen dari sebelumnya 32 persen.

“Kombinasi inflasi rendah, pemulihan manufaktur, dan surplus perdagangan yang kuat membentuk fondasi yang positif bagi pertumbuhan ekonomi di paruh kedua tahun ini,” terang Prasetya.

Peluang di Pasar Obligasi

Menurut Prasetya, melandainya inflasi inti dan deflasi bulanan memberi sentimen positif bagi pasar obligasi pemerintah Indonesia (IndoGB). Instrumen dengan tenor menengah hingga panjang (5–10 tahun) dipandang masih menawarkan peluang imbal hasil menarik sekaligus potensi kenaikan harga.

Selain itu, kurva imbal hasil berpotensi mengalami bull-steepening jika pasar mengantisipasi penurunan suku bunga lebih lanjut. Kontrak interest rate swap (IRS) jangka pendek juga dinilai atraktif, meski investor tetap disarankan waspada terhadap risiko penguatan dolar AS yang bisa memicu inflasi impor.

Dengan inflasi yang terkendali, BI memiliki fleksibilitas lebih besar untuk menjaga keseimbangan antara dukungan pertumbuhan dan stabilitas keuangan.

“Stabilitas harga, pemulihan manufaktur, dan surplus perdagangan yang berkelanjutan mendukung pandangan positif terhadap obligasi Indonesia, peluang penguatan rupiah saat koreksi, serta selektivitas pada instrumen berisiko seperti kredit dan saham,” pungkas Prasetya.

Gen Z Takeaway

Inflasi lagi nurun, guys! Agustus 2025 cuma 2,31 persen. Artinya harga makin chill, BI bisa gaspol turunin bunga, pabrik-pabrik udah balik ngebut, dan dagangan RI masih cuan gede di luar negeri. Singkatnya, ekonomi kita lagi on track ke mode healing + glow up, bikin rupiah makin dilirik investor global.

Feed Update

Harga Stabil, Mentan Amran Pastikan Urusan Pangan Aman

astakom.com, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kondisi pangan nasional saat ini berada dalam tren positif. Ia menyebut harga pangan...

Awal September, Dana Asing Rp16,85 Triliun Hengkang dari Pasar Keuangan RI

astakom.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran dana asing keluar dari pasar keuangan Indonesia sebesar Rp16,85 triliun dalam sepekan terakhir, atau selama periode...

Rapor Bursa Saham Sepekan: IHSG Naik 0,47 Persen, Kapitalisasi Pasar Sentuh Rp14.211 Triliun

astakom.com, Jakarta – Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan terakhir mencatat kinerja positif. Per periode 1-4 September 2025 Indeks Harga Saham...

Investor Pasar Modal RI Tembus 18 Juta SID, Bukti Kepercayaan Publik Menguat

astakom.com, Jakarta - Jumlah investor pasar modal Indonesia mencetak rekor baru dengan melampaui 18 juta Single Investor Identification (SID) pada akhir Agustus 2025. Capaian...

Terkini

Viral

Videos