Kamis, 4 Sep 2025
Kamis, 4 September 2025

Pertemuan Pimpinan DPR dan Mahasiswa Jadi Momentum Transparansi Proses Politik Nasional

astakom.com, Jakarta – Pimpinan DPR RI mengundang perwakilan mahasiswa untuk berdialog mengenai kondisi bangsa saat ini pasca aksi demonstrasi besar-besaran di berbagai daerah pada 25-31 Agustus 2025. Langkah DPR tentu menjadi fenomena luar biasa karena suara publik tak lagi menggema di jalanan tapi berhasil menembus meja Parlemen.

Dosen FISIPOL Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Hairunnas menilai pertemuan antara DPR RI dan perwakilan mahasiswa yang diselenggarakan kemarin memiliki makna strategis dalam demokrasi. Hal tersebut dianggap sebagai ruang komunikasi dua arah antara kekuatan politik formal dan kekuatan sipil muda.

“Saya melihat ini sebagai momen penting yang akan mendorong transparansi dan inklusivitas dalam proses politik kita hari ini, bukan sekadar seremoni belaka karena hal ini tentunya membuka ruang negosiasi publik atas isu-isu mendesak yang selama ini kerap mandek di ruang kekuasaan,” kata Hairunnas, Kamis (4/9).

Menurut Hairunnas, tuntutan mahasiswa mulai dari pembentukan tim investigasi independen, pengusutan kekerasan aparat, pembebasan demonstran, hingga desakan atas pengesahan RUU Perampasan Aset, menunjukkan bahwa mahasiswa masih memegang peran sebagai suara moral dan pengingat nurani bangsa.

“Di sisi lain, saya melihat dari potret DPR, terutama permintaan maaf dari Sufmi Dasco dan komitmen reformasi internal DPR yang disebut akan dipimpin langsung oleh Ketua DPR, Puan Maharani menjadi sinyal positif, meski masih perlu dibuktikan dalam realisasinya,” ungkapnya.

“Beberapa anggota DPR bahkan menyatakan kesediaannya untuk menjadikan peristiwa-peristiwa masa lalu sebagai bahan evaluasi. Ini menunjukkan adanya potensi pergeseran budaya politik di parlemen, dari sekadar defensif menjadi lebih reflektif dan responsif terhadap tuntutan yang disampaikan,” sambung Hairunnas.

Konsolidasi demokrasi

Peneliti Spektrum Politika Institute itu juga memandang pertemuan tersebut sebagai peluang awal untuk konsolidasi demokrasi yang lebih inklusif dan penguatan terhadap nilai-nilai demokrasi yang sudah dibangun sejak awal reformasi. Namun demikian, menurut Hairunnas, output yang diharapkan dari pertemuan itu adalah langkah nyata dari para pemangku kebijakan.

“Mulai dari pembentukan tim investigasi independen, sebab DPR secara konstitusional dan politik memiliki peran strategis dalam membentuk dan mendorong pembentukan tim investigasi, terutama jika berkaitan dengan isu yang menyangkut kepentingan publik, pelanggaran hukum, atau pelanggaran HAM, dalam hal ini kematian Affan Kurniawan,” sebutnya.

RUU Perampasan Aset

Lebih lanjut, Hairunnas menyoroti hasil dari pertemuan dengan mahasiswa adalah termasuk mendorong wakil ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad untuk memastikan bahwa DPR akan membahas RUU Perampasan Aset. Hal ini menanggapi tuntutan publik, khususnya dari kalangan mahasiswa yang mendesak pengesahan RUU tersebut sebagai bagian dari reformasi legislatif yang transparan dan partisipatif.

Adapun Sufmi Dasco menyatakan bahwa pimpinan DPR akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk membahas sejumlah tuntutan mahasiswa, salah satunya pembahasan RUU Perampasan Aset.

Hairunnas menilai percepatan pembahasan RUU ini menjadi krusial mengingat tarik ulur yang telah berlangsung terlalu lama, padahal urgensinya semakin nyata dalam konteks penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.

“RUU Perampasan Aset seharusnya tidak dipandang sebagai tekanan politik, melainkan sebagai refleksi kehendak rakyat yang menolak segala bentuk impunitas,” ujar Hairunnas.

Hairunnas menyebut, pengesahan RUU Perampasan Aset akan menjadi bukti konkret komitmen DPR terhadap reformasi kelembagaan yang selama ini didengungkan. Jika tidak, maka komitmen itu dikhawatirkan hanya menjadi slogan tanpa makna.

Apresiasi Langkah awal

Di sisi lain, Hairunnas berpandangan mahasiswa dan masyarakat sipil juga perlu mengapresiasi langkah awal DPR serta dukungan dari sejumlah partai politik yang telah menunjukkan sinyal positif untuk mempercepat pembahasan, dengan tetap mengawal prosesnya agar berjalan akuntabel dan berpihak pada kepentingan publik.

“Pada akhirnya, saya berharap mahasiswa pun akan tetap mengawal secara konsisten narasi perjuangannya agar tetap fokus dan berdampak. Sebab, bagi saya demokrasi tidak hanya dibangun lewat demonstrasi atau forum dengar pendapat, tapi lewat konsistensi tindakan setelahnya,” ucap Hairunnas.

“Pertemuan ini penting, tapi nasib tuntutan publik akan bergantung pada siapa yang berani mengubah kata menjadi kerja,” tambahnya.

Seperti diketahui, pimpinan DPR RI menerima sejumlah perwakilan mahasiswa dari 16 organisasi kemahasiswaan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/9). DPR mengundang para mahasiswa untuk berdialog dan menerima aspirasi yang disampaikan terkait dengan aksi unjuk rasa yang digelar pada 25-31 Agustus 2025.

Adapun perwakilan mahasiswa diterima oleh Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Cucun Ahmad Syamsurijal dan Saan Mustopa.

Perwakilan mahasiswa yang hadir di antaranya dari GMNI, GMKI, KAMMI, HMI, BEM SI Kerakyatan, BEM SI Rakyat Bangkit, BEM Nusantara, BEM PTNU Se-Nusantara, Demam PTKIN Seluruh Indonesia, BEM PTMA Zona III, GMH, BEM UPNVJ, BEM UI, Himapolindo, Kepresidenan Mahasiswa Universitas Trisakti, dan HMI DIPO.

Mereka menyampaikan sejumlah tuntutan, termasuk yang tertuang dalam tuntutan bertajuk ’17+8 Tuntutan Rakyat’. BEM UI mengusulkan agar dibentuk tim investigasi independen untuk mengusut dugaan makar dalam aksi unjuk rasa pada 25-31 Agustus 2025.  Kemudian, BEM Nusantara yang mendorong agar DPR segera mengesahkan RUU Perampasan Aset, hingga HMI DIPO yang meminta pimpinan DPR menghubungi Kapolri agar membebaskan mahasiswa yang ditahan.

Gen Z Takeaway

Dosen FISIPOL Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Hairunnas nilang pertemuan DPR RI sama perwakilan mahasiswa kemarin punya makna strategis untuk demokrasi. Karena bisa buka ruang komunikasi dua arah kekuatan politik formal dan kekuatan sipil muda. Menurutnya, ini adalah momen penting yang dorong DPR terbuka dan inklusif. Karena selama ini banyak aspirasi mandek dan cuma berhenti di seremoni saja.

Feed Update

Kementerian HAM Apresiasi Kemensos Rehabilitasi Korban Unjuk Rasa

astakom.com, Jakarta – Kementerian Hak Asasi Manusia mengapresiasi gerak cepat Kementerian Sosial (Kemensos) dalam upaya rehabilitasi atau pemulihan korban paska unjuk rasa sebagai bagian...

Jelang Peluncuran, Kemensos dan DEN Mulai Uji Coba Portal Digitalisasi Bansos

astakom.com, Jakarta – Dewan Ekonomi Nasional (DEN) lakukan uji coba prototipe portal bansos digital. Uji coba dilakukan di hadapan Menteri Sosial Saifullah Yusuf di...

Danang Wicaksana Gerindra, Fasilitas Umum Rusak Karena Demo Harus Cepat Diperbaiki

astakom.com, Jakarta — Anggota Komisi V DPR RI, Danang Wicaksana Sulistya, menegaskan bahwa kerusakan fasilitas umum akibat kerusuhan belakangan ini tidak boleh dibiarkan berlarut. Ia...

Menteri Widiyanti Dorong Pariwisata jadi Penggerak Ekonomi Rakyat

astakom.com, Jakarta – Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana mendorong agar sektor pariwisata menjadi salah satu penggerak perekonomian rakyat Indonesia. Dalam rapat kerja dengan Komisi...

Terkini

Viral

Videos