astakom.com, Jakarta – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas bersama Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI), dan Indonesia Global Compact Network (IGCN) menandatangani Nota Kesepahaman serta Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk penyusunan dan implementasi Rencana Aksi Nasional (RAN) SDGs 2025–2030.
Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard menekankan pentingnya langkah ini dalam menyelaraskan pembangunan nasional dengan Agenda 2030, program prioritas Presiden Prabowo Subianto, dan Visi Indonesia Emas 2045.
“Indonesia hanya memiliki waktu lima tahun lagi menuju 2030 untuk menyelesaikan target SDGs. Konsultasi publik hari ini adalah kesempatan memastikan pembangunan tidak hanya mengejar pertumbuhan, tetapi juga menjamin keadilan sosial dan kelestarian lingkungan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (27/8).
Tantangan Global dan Capaian Indonesia
Febrian menyoroti kondisi global yang menghambat pencapaian SDGs. Di kawasan Asia-Pasifik, keterlambatan diperkirakan mencapai 32 tahun dengan hanya 18 persen target yang berada di jalur yang benar. Meski begitu, Indonesia mencatatkan capaian positif dengan 61,4 persen indikator SDGs tercapai hingga 2024.
Menurutnya, keberhasilan tersebut lahir dari kerja bersama lintas sektor yang kini perlu diperkuat melalui transformasi lebih mendalam dan kolaborasi lebih luas. Forum Konsultasi Publik RAN SDGs 2025–2030 pun digelar dengan melibatkan pemerintah, masyarakat sipil, dunia usaha, filantropi, dan akademisi.
RAN SDGs 2025–2030: Inklusif dan Partisipatif
Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Bappenas, Leonardo A. A. Teguh Sambodo, menegaskan RAN SDGs 2025–2030 disusun secara partisipatif, inklusif, dan transparan.
“Dokumen ini selaras dengan RPJPN 2025–2045 serta RPJMN 2025–2029, sekaligus menegakkan prinsip Leave No One Behind agar pembangunan adil bagi seluruh rakyat,” jelas Leonardo.
Penandatanganan Nota Kesepahaman dan PKS tersebut juga memperkuat komitmen Bappenas dalam memimpin kolaborasi penguatan ekosistem pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Fondasi Menuju Indonesia Emas 2045
Wamen Febrian menegaskan, bahwa kerja sama lintas sektor menjadi fondasi penting dalam mencapai target SDGs dan visi besar Indonesia Emas 2045.
“Keberhasilan kita bukan karena lebih hebat, tetapi karena memilih berjalan bersama. Tugas kita kini adalah memperkuat transformasi dan kolaborasi agar pembangunan Indonesia benar-benar inklusif, adil, dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Gen Z Takeaway
Jadi gini guys, Bappenas bareng KADIN, PFI, dan IGCN lagi serius nyusun RAN SDGs 2025–2030 buat ngejar target pembangunan berkelanjutan sebelum deadline 2030.
Intinya, Indonesia udah lumayan on track (61,4 persen tercapai), tapi masih butuh teamwork all out lintas sektor biar nyampe ke visi “Indonesia Emas 2045”. Pesannya simpel: growth boleh ngebut, tapi jangan ninggalin siapa pun di belakang