astakom.com, Jakarta – Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat Prof Muhammad Nuh menyampaikan bahwa guru dan kepala Sekolah Rakyat ikut menjadi bagian dari Indonesia Emas 2045.
“Melalui Sekolah Rakyat inilah akan kita buktikan, bahwa Indonesia 2045 Insya Allah jaya,” ujar Prof Nuh saat pembekalan kepala sekolah dan Guru Sekolah Rakyat di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jum’at (22/8).
Sebanyak 154 kepala sekolah dan 2.221 guru Sekolah Rakyat dijadwalkan akan mendapatkan pengarahan secara langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada pembekalan ini.
Prof Nuh menekankan bahwa kepala sekolah dan guru Sekolah Rakyat harus merasa bersyukur menjadi bagian dari gagasan Presiden Prabowo untuk memberikan akses pendidikan gratis dan berkualitas untuk anak-anak dari keluarga miskin serta memutus mata rantai kemiskinan.
“Tidak semua orang tertarik hatinya dengan dunia pendidikan, tidak semua orang. Alhamdulillah Allah menakdirkan, Yang Maha Kuasa menakdirkan, hati kita tertaut dengan dunia pendidikan,” jelasnya.
Yang tidak kalah penting adalah sebagai kepala sekolah dan guru sekolah rakyat ikut mencintai wong cilik dan memberikan kesempatan untuk memuliakan dan memberdayakan mereka.
“Panjenengan ditakdirkan menjadi guru sekolah rakyat dan kepala sekolah rakyat. Itu artinya secara otomatis, kita mencintai dan memberikan kemampuan kepada mereka (wong cilik),” ujar Prof Nuh.
Ia menambahkan bahwa paling tidak guru Sekolah Rakyat harus mempunyai tiga hal. Yaitu Being, Belonging, and Becoming (3B). Pertama adalah being, yaitu guru-guru harus memiliki identitas diri yang khas sebagai pemungkin Generasi Emas 2045.
Selanjutnya, guru-guru Sekolah Rakyat juga harus punya rasa memiliki yang luar biasa atau belonging. “Sehingga anak-anak didik kita bukan peserta didik semata. Tetapi anak-anak didik kita dijadikan sebagai bagian dari amanah dan tanggung jawab kita untuk mengangkat mereka semua,” urainya.
Terakhir adalah becoming, guru Sekolah Rakyat tidak boleh berhenti belajar, karena masa depan ditentukan oleh kemampuan untuk terus belajar.
Nukleus atau Inti Sel
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Founder ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat adalah konsep pendidikan yang sempurna.
“Percaya, Tahun 2045, Sekolah Rakyatlah nukleus (inti sel) Indonesia Emas Tahun 2045,” tegasnya.
Ia menjelaskan, 92 persen siswa SMA bingung menentukan jurusan dan jenjang karier setelah lulus. “Tapi itu tidak terjadi di Sekolah Rakyat, karena begitu (kelas) satu SMA, dia tahu mana Bahasa, mana IPA, mana dokter, mana pengusaha, dan mana nelayan,” ulasnya.
Di Sekolah Rakyat, guru-guru sudah tahu bagaimana nanti mengarahkan anak-anak ke depan melalui DNA talent mapping. Ketika talenta sudah dipetakan dan diasah, maka akan berpengaruh pada prestasi.
Dia menegaskan, ilmu paling penting dalam kehidupan adalah kenal diri, sehingga bisa menempatkan diri dan membawa diri di manapun berada. “Bagaimana cara kenal diri, hanya ada di Sekolah Rakyat, dengan manajemen talent DNA,” tuturnya.
Sekolah Rakyat selain menawarkan konsep pendidikan komprehensif juga menjadi miniatur pengentasan kemiskinan terpadu dengan mengolaborasikan beragam program prioritas.
Di antaranya, cek kesehatan gratis, makan bergizi gratis, jaminan kesehatan, Koperasi Desa Merah Putih, dan program 3 juta rumah.
Hingga kini Sekolah Rakyat rintisan telah beroperasi di 100 titik di seluruh Indonesia dan jumlahnya akan bertambah menjadi 165 titip pada September 2025 mendatang.
Pada tahun ajaran 2025/2026 Kemensos menargetkan 165 Sekolah Rakyat beroperasi dengan kapasitas 15.895 siswa, didukung 2.407 guru dan 4.442 tenaga pendidik.