astakom.com, Jakarta – Indonesia mendapatkan kado istimewa pada perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Nilai tukar rupiah mencatatkan performa gemilang dengan menjadi mata uang paling perkasa di Asia sepanjang pekan lalu.
Merujuk data Refinitiv, rupiah ditutup di posisi Rp16.155 per dolar AS pada perdagangan Jumat (15/8), melemah tipis 0,3 persen di akhir pekan. Namun secara mingguan, rupiah justru melesat 0,80 persen, memperpanjang tren positif selama dua pekan berturut-turut.
Bahkan, pada Kamis (14/8), rupiah sempat ditutup di Rp16.106 per dolar AS, posisi terbaiknya sepanjang tahun ini. Pencapaian ini sekaligus menegaskan dominasi rupiah di kawasan, mengungguli penguatan mata uang Asia lain.
Rupiah Pimpin Asia
Dibandingkan negara tetangga, rupiah unggul jauh. Ringgit Malaysia hanya menguat 0,59 persen, sementara yen Jepang naik 0,37 persen. Sebagian mata uang Asia lain justru mengalami pelemahan tipis.
Rupiah dan mayoritas mata uang Asia terdorong oleh pelemahan dolar AS. Indeks dolar turun ke level 97,8 pada Jumat, rekor terendah sejak 25 Juli 2025. Pelemahan ini terjadi karena pasar meyakini The Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada September mendatang.
Investor global pun mulai melepas aset berbasis dolar dan beralih ke instrumen lain, termasuk rupiah. Hal ini memberi dorongan kuat bagi pasar keuangan domestik.
SBN Catat Rekor Positif
Tak hanya rupiah, Surat Berharga Negara (SBN) juga menunjukkan kinerja impresif. Imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun turun ke 6,39 persen pada Jumat, level terendah sejak September 2023 atau lebih dari dua tahun terakhir.
Kinerja positif SBN ini tak lepas dari derasnya arus dana asing. Bank Indonesia mencatat, net inflow di pasar SBN mencapai Rp7,28 triliun sepanjang 11–14 Agustus 2025, tertinggi sejak akhir Juni. Secara akumulatif, asing sudah membukukan net buy Rp14,15 triliun dalam dua pekan terakhir.
Hadapi Pekan Baru
Hari ini, pasar keuangan Indonesia kembali beraktivitas usai libur perayaan kemerdekaan. Agenda utama pekan ini adalah Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia untuk menentukan kebijakan suku bunga acuan.
Sebagian besar ekonom memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,25 persen. Namun, ada juga yang membuka peluang pemangkasan sebesar 25 basis poin ke 5 persen pada pertemuan Agustus ini.