Minggu, 12 Okt 2025
Minggu, 12 Oktober 2025

Pacu Jalur: Sebuah Tradisi Budaya Lokal yang Jadi Magnet dan Sorotan Dunia

astakom.com, Jakarta – Tradisi budaya lokal Riau, Pacu Jalur, kembali menjadi sorotan. Bukan hanya di dalam negeri, tapi hingga ke kancah internasional.

Pacu Jalur merupakan perlombaan dayung tradisional yang memadukan kekuatan fisik dengan unsur seni dan budaya.

Menariknya, walau baru-baru ini viral dan ramai diperbincangkan netizen, tradisi Pacu Jalur sebenarnya sudah mengakar kuat sejak berabad-abad lalu.

Oleh karena itu, tidaklah heran kalau ajang balap perahu khas Kuantan Singingi ini jadi kebanggaan masyarakat setempat.

Melansir laman Kementerian Pariwisata, tradisi Pacu Jalur sejatinya sudah beberapa kali masuk daftar event nasional. Sebut saja misalnya seperti Calendar of Events Wonderful Indonesia pada tahun 2018 dan 2020.

Kemudian, sejak tahun 2022, ajang ini resmi masuk dalam program Karisma Event Nusantara (KEN) dan bahkan terpilih sebagai salah satu Top 10 KEN 2024.

Pada Festival Pacu Jalur Tradisional 2024, event ini berhasil memecahkan rekor jumlah peserta terbanyak sepanjang Sejarah, yakni dengan diikuti oleh 225 jalur, dan berhasil menarik perhatian hingga 1,5 juta penonton.

Hal ini merupakan sebuah capaian yang luar biasa, sekaligus menandai semakin kuatnya daya tarik dan partisipasi masyarakat terhadap tradisi ini.

Sebagai informasi, Karisma Event Nusantara (KEN) adalah rangkaian event unggulan yang telah terkurasi dari 38 provinsi di Indonesia yang menampilkan kekayaan budaya, seni, musik, kuliner dan karnaval di berbagai destinasi Pariwisata Indonesia.

Bukan sekedar daftar event unggulan, KEN menjadi salah satu program prioritas Kementerian Pariwisata yang memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan melestarikan budaya Indonesia.

Mengakar kuat

Mulanya, jalur atau perahu kayu panjang digunakan sebagai alat transportasi utama masyarakat di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.

Namun, seiring waktu, perahu ini mulai dihias dengan ukiran dan ornamen khas, hingga akhirnya berkembang menjadi bagian dari atraksi budaya daerah.

Dari sinilah, perlombaan Pacu Jalur mulai dikenal, yang telah berlangsung sejak awal abad ke-20 dan awalnya digelar sebagai bagian dari perayaan hari besar Islam.

Selanjutnya, pada masa penjajahan Belanda, Pacu Jalur juga kerap diselenggarakan untuk memeriahkan acara adat, kenduri masyarakat, hingga peringatan hari lahir Ratu Wilhelmina setiap 31 Agustus.

Lalu, setelah Indonesia Merdeka, tradisi ini mengalami pergeseran makna, bertransformasi menjadi agenda tahunan Pemerintah Provinsi Riau.

Tradisi ini digelar meriah setiap Agustus di Tepian Narosa, kawasan tepian sungai yang terletak di Teluk Kuantan, sebagai bagian dari peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Persona Penari Cilik

Dalam atraksi Pacu Jalur, di satu jalur (Perahu tradisional), biasanya terdapat 50 hingga 60 pendayung atau anak pacu.

Dari seluruh kru yang terlibat, menariknya justru sosok penari atau anak coki selalu menjadi pusat perhatian penonton dan wisatawan.

Coki adalah Anak Kecil yang berdiri di bagian paling depan perahu, menari-nari dengan lincah di atas jalur yang tengah melaju.

Berkat keseimbangan tubuh yang baik, ia dapat bergerak bebas tanpa khawatir terjatuh dan menjadi sebuah atraksi yang kini viral di Media Sosial.

Lebih dari sekadar hiburan, keberadaan tukang tari bukan hanya pemanis, melainkan telah menjadi ikon khas Pacu Jalur yang turut memperkuat identitas budaya lokal.

Bahkan, gerakan khas penari cilik ini disebut-sebut sebagai bagian dari tren “Aura Farming” yang tengah naik daun, sehingga semakin memperkuat daya tarik Pacu Jalur di mata publik, termasuk di kalangan netizen internasional.

Di bulan Agustus ini, Festival Pacu Jalur Tradisional akan Kembali digelar mulai Jumat, 22-24 Agustus 2025.

Ikuti perkembangan berita terkini ASTAKOM di GOOGLE NEWS

Feed Update

Mandatori B50 di 2026: Sawit Naik Kelas, Solar Impor Minggir!

astakom.com, Jakarta — Pemerintah menegaskan komitmennya untuk mencapai kedaulatan energi nasional dengan menghentikan impor solar mulai tahun 2026, seiring dengan penerapan mandatori bahan bakar...

Jelang Setahun Pemerintahan Prabowo, Gus Ipul Ungkap 9 Arah Kebijakan Strategis Kemensos

astakom.com, Jakarta — Menjelang satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf membeberkan sembilan arah kebijakan strategis Kementerian Sosial (Kemensos). Sembilan kebijakan...

Munas PIRA di Jakarta Jadi Momentum Besar Konsolidasi Perempuan Gerindra

astakom.com, Jakarta – Perempuan Indonesia Raya (PIRA), organisasi sayap Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA), menggelar Musyawarah Nasional (Munas) 2025 di Hotel Bidakara, Jakarta, pada...

Target Swasembada Dipercepat, Mentan Andi Amran Sebut Indonesia Tak Perlu Impor Beras Lagi

astakom, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan bahwa Indonesia akan segera mencapai swasembada beras lebih cepat dari target awal. Kepastian ini...

Gus Ipul Tegaskan Sekolah Garuda Jadi Jembatan Siswa Berprestasi Masuk Kampus Top Dunia

astakom.com, Jakarta – Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan peluncuran Sekolah Garuda merupakan langkah nyata Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan kualitas sumber...

BPJPH: Kuliner Halal Adalah Kekuatan Budaya dan Citra Bangsa di Mata Dunia

astakom.com, Jakarta – Sekretaris Utama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) RI, Muhammad Aqil Irham menegaskan bahwa kuliner halal tidak sekadar menjadi bentuk kepatuhan...

Viral