astakom, Singapura – Kampanye diplomasi kreatif antara Indonesia dengan Singapura menampilkan kekayaan budaya, produk kreatif, dan destinasi Indonesia di Singapura.
Kampanye ini menandai 58 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Singapura, sekaligus 80 tahun kemerdekaan Indonesia dan 60 tahun kemerdekaan Singapura.
Kegiatan ini hadir atas kerja sama KBRI di Singapura dengan menggandeng Kementerian Ekonomi Kreatif, Kementerian Pariwisata, Garuda Indonesia, dan Changi Airport Group serta dengan dukungan Moove Media sebagai mitra penyedia media luar ruang.
Hal ini menunjukkan kekuatan sinergi lintas sektor dan lintas negara dalam mengangkat ekosistem kreatif Indonesia.
“Keberadaan materi kreatif di ruang publik Singapura tidak hanya membangun citra positif Indonesia, tetapi juga membuka peluang pasar baru bagi produk ekraf kita.” ujarnya.
“Dengan sinergi lintas sektor seperti ini, ekonomi kreatif benar-benar menjadi the new engine of growth menuju Indonesia Emas 2045,” kata Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar, dalam keterangan dikutip astakom.com, Minggu (16/8).
Kampanye ini hadir di 50 unit taksi, 3 bus, dan 2 platform MRT (Chinatown dan Bencoolen) di Singapura.
Materi promosi menampilkan kampanye destinasi unggulan Indonesia dengan melibatkan tiga IP (Intellectual Property) lokal: Jumbo, Si Juki, dan Milk Mocha Bear.
Wamen Ekraf Irene menegaskan, bahwa kolaborasi ini menjadi wujud nyata Sinergi Ekraf, salah satu program prioritas dalam Asta Ekraf, yang memadukan kolaborasi hexahelix antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, komunitas kreatif, dan media untuk membuka akses pangsa pasar global.
Sementara itu Duta Besar RI untuk Singapura, Suryo Pratomo, menyampaikan bahwa kampanye ini merupakan bentuk diplomasi kreatif yang strategis.
“Melalui kerja sama ini, kita menghadirkan wajah Indonesia yang modern, kreatif, dan inklusif. Singapura sebagai salah satu hub bisnis dan pariwisata Asia menjadi panggung yang efektif untuk memperkenalkan potensi ekonomi kreatif Indonesia ke khalayak internasional,” kata Dubes Suryo.
Kementerian Ekraf melihat kolaborasi ini sebagai model kemitraan yang dapat direplikasi di berbagai negara.
Selain memperkenalkan seni, budaya, dan destinasi Indonesia, kampanye ini juga menjadi ajang promosi bagi subsektor kreatif seperti desain komunikasi visual, periklanan, musik, dan fesyen, yang memiliki daya saing global.
Dengan menggabungkan kekuatan Sinergi Ekraf, dukungan diplomasi KBRI, jaringan industri penerbangan, dan platform media luar ruang, Indonesia menegaskan komitmennya untuk mengangkat ekonomi kreatif sebagai motor pertumbuhan baru yang berkelanjutan, sekaligus mempererat persahabatan kedua negara.