astakom.com, Banjarbaru – Suasana Area Kalsel Expo di Kawasan Perkantoran Pemprov Kalsel, Banjarbaru, pada Rabu (13/8) dipenuhi semangat ratusan peserta dari berbagai daerah. Sebanyak 13 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan mengirimkan wakilnya untuk berlaga di ajang Festival Olahraga Tradisional yang digelar Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalsel.
Festival yang berlangsung selama dua hari, 13–14 Agustus 2025, ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Jadi ke-75 Provinsi Kalimantan Selatan sekaligus HUT ke-80 Republik Indonesia. Pembukaan dilakukan oleh Plt. Kepala Dispora Kalsel, M. Fitri Hernadi, yang diwakili Kasi Pengembangan Olahraga Rekreasi, Tradisional, dan Layanan Khusus, Rijal Hamid.
“Alhamdulillah hari ini kita dapat melaksanakan tiga cabang olahraga tradisional yaitu balogo, bagasing, serta silat budaya (kuntau) sebagai bentuk dukungan terhadap perayaan hari jadi Provinsi dan HUT RI,” ujar Rijal dalam sambutannya Rabu (13/8), sebagaimana dilansir kalselprov.go.id.
Tercatat, festival ini diikuti sekitar 600–700 peserta. Cabang balogo menjadi yang paling ramai dengan 400 peserta, sementara bagasing dan silat budaya diikuti sekitar 200 peserta. Seluruh cabang dimulai dengan babak penyisihan pada hari pertama dan akan memperebutkan gelar juara di babak final pada 14 Agustus.
Rijal menegaskan, ajang ini tidak hanya menjadi sarana kompetisi, tetapi juga sebagai promosi olahraga dan budaya asli Kalimantan Selatan. “Ke depan, cabang olahraga tradisional lain dari inorga juga akan kita tampilkan secara bergantian untuk meramaikan Kalsel Expo,” tambahnya.
Tak hanya diikuti peserta umum, Dispora Kalsel juga ikut ambil bagian dengan menurunkan dua tim balogo andalan. Meski tak berhasil masuk lima besar, salah satu tim sukses menempati peringkat ketujuh dari total 12 peserta.
“Kita dari Dispora Provinsi Kalimantan Selatan menurunkan dua tim. Alhamdulillah, kami bisa ikut berpartisipasi dan meraih posisi ketujuh,” kata Rijal yang juga bertindak sebagai pelatih tim balogo Dispora Kalsel.
Menurutnya, pencapaian tersebut bukanlah tujuan utama. Partisipasi dalam festival ini lebih kepada menjaga semangat pelestarian olahraga tradisional khas daerah yang telah menjadi warisan budaya turun-temurun masyarakat Banua.
Selain sebagai tontonan menarik, festival ini juga menjadi ajang edukasi bagi generasi muda. Para peserta dan pengunjung diajak mengenal lebih dekat permainan rakyat yang sarat nilai kebersamaan dan sportivitas.
Dengan antusiasme peserta dan dukungan penuh pemerintah daerah, Festival Olahraga Tradisional Kalsel diharapkan terus menjadi agenda tahunan yang mampu memperkuat identitas budaya Kalimantan Selatan sekaligus memeriahkan perayaan hari besar nasional.