Minggu, 28 Sep 2025
Minggu, 28 September 2025

Profil Sonny Pudjisasono, Produser di Balik “Merah Putih One for All”

astakom.com, Jakarta – Nama Sonny Pudjisasono mendadak ramai diperbincangkan di media sosial. Produser eksekutif di balik film animasi “Merah Putih One for All” ini tengah berada di pusaran kritik warganet.

Film yang dijadwalkan tayang 14 Agustus 2025 untuk menyambut HUT ke-80 RI itu menuai cibiran karena kualitas visualnya dianggap di bawah standar, meski dikabarkan menelan biaya produksi miliaran rupiah.

Profil Sonny Pudjisasono
Sonny lahir di Singaraja pada 21 Januari 1959 dan kini berusia 66 tahun. Ia menamatkan pendidikan SMA di Surabaya sebelum meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Bayangkara Surabaya.

Kariernya di industri hiburan dimulai sejak 1977 sebagai pengusaha bioskop keliling hingga 2022.

Sonny kemudian dipercaya menjadi Direktur Utama Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail (PPHUI) yang berperan penting dalam mengembangkan ekosistem perfilman nasional.

Ia juga memimpin Perfiki Kreasindo, rumah produksi film “Merah Putih One for All”.

Selain di perfilman, Sonny juga punya jejak di dunia politik. Ia pernah menjabat Ketua Umum Partai Buruh (2010–2015) dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Dapil Papua Tengah I, meski tidak terpilih.

Sonny juga menjabat Ketua Harian Partai Berkarya (2017–2020) dan kini memimpin Majelis Pertimbangan Organisasi Serikat Buruh Perjuangan Indonesia periode 2021–2027.

Berbagai posisi strategis pernah ia emban, seperti Komisaris Utama Midessa Sasono Picture, Stackholder Badan Perfilman Indonesia, hingga Direktur Perfiki Law Firm.

Kontroversi Anggaran Produksi
Menanggapi kritik, Sonny membenarkan bahwa biaya produksi film tersebut mencapai lebih dari Rp6,7 miliar.

Namun menurutnya, angka itu justru tergolong kecil dibanding film animasi lain.

“Kalau dibandingkan dengan produksi animator luar negeri, biayanya sangat besar. Kami membuat film ini dengan semangat gotong royong untuk bangsa,” ujarnya, dikutip astakom.com, Rabu (13/8).

Ia menegaskan, anggaran itu belum termasuk biaya promosi seperti gala premiere.

Sonny menyebut pembuatan film ini dilandasi keinginan memberikan sumbangsih di peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia.

“Kita ingin para pekerja kreatif perfilman Indonesia memberikan sesuatu yang membanggakan di hari kemerdekaan,” katanya.

Meski hasilnya menuai perdebatan, Sonny menilai proyek ini tetap menjadi kontribusi penting bagi industri animasi lokal.

Feed Update

Trailer Baru Avatar: Fire and Ash Dirilis, akan Tayang Desember 2025

astakom.com, Jakarta - 20th Century Studios resmi merilis trailer terbaru film Avatar: Fire and Ash, seri ketiga garapan James Cameron yang dijadwalkan tayang pada...

Film Pangku Karya Reza Rahadian Sabet 4 Penghargaan di Busan 2025

astakom.com, Jakarta - Busan International Film Festival (BIFF) 2025 menjadi panggung bersejarah bagi Reza Rahadian. Aktor papan atas Indonesia itu berhasil membuktikan kapasitasnya sebagai...

Heboh! Tasya Farasya Hanya Gugat Nafkah Rp100 dari Sang Mantan

astakom.com, Jakarta - Proses perceraian Tasya Farasya dengan Ahmad Assegaf memasuki babak baru. Dalam sidang perdana yang digelar di pengadilan, keduanya gagal menemukan jalan...

Marvel Zombies: Serial Animasi Superhero di Dunia Zombi yang Gelap dan Brutal

astakom.com, Jakarta - Serial animasi Marvel Zombies hadir sebagai adaptasi gelap dari jagat superhero, mengambil premis ekstrim: apa jadinya bila wabah zombi menimpa para...

Dua Lipa Pecat Manajer Usai Kontroversi Pro Palestina, Ini Faktanya

astakom.com, Jakarta - Penyanyi internasional Dua Lipa kembali menjadi sorotan usai kabar dirinya memecat manajernya, David Levy, mencuat ke publik. Isu ini ramai dibicarakan...

Film Live-Action Sakamoto Days Tayang Tahun 2026, Ren Meguro Jadi Pemeran Utama

astakom.com, Jakarta - Film live-action Sakamoto Days akhirnya resmi diumumkan dan langsung mencuri perhatian penggemar. Proyek adaptasi manga populer karya Yuto Suzuki ini merilis visual...

Viral

Videos