Kamis, 14 Agu 2025
Kamis, 14 Agustus 2025

Profil Sonny Pudjisasono, Produser di Balik “Merah Putih One for All”

astakom.com, Jakarta – Nama Sonny Pudjisasono mendadak ramai diperbincangkan di media sosial. Produser eksekutif di balik film animasi “Merah Putih One for All” ini tengah berada di pusaran kritik warganet.

Film yang dijadwalkan tayang 14 Agustus 2025 untuk menyambut HUT ke-80 RI itu menuai cibiran karena kualitas visualnya dianggap di bawah standar, meski dikabarkan menelan biaya produksi miliaran rupiah.

Profil Sonny Pudjisasono
Sonny lahir di Singaraja pada 21 Januari 1959 dan kini berusia 66 tahun. Ia menamatkan pendidikan SMA di Surabaya sebelum meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Bayangkara Surabaya.

Kariernya di industri hiburan dimulai sejak 1977 sebagai pengusaha bioskop keliling hingga 2022.

Sonny kemudian dipercaya menjadi Direktur Utama Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail (PPHUI) yang berperan penting dalam mengembangkan ekosistem perfilman nasional.

Ia juga memimpin Perfiki Kreasindo, rumah produksi film “Merah Putih One for All”.

Selain di perfilman, Sonny juga punya jejak di dunia politik. Ia pernah menjabat Ketua Umum Partai Buruh (2010–2015) dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Dapil Papua Tengah I, meski tidak terpilih.

Sonny juga menjabat Ketua Harian Partai Berkarya (2017–2020) dan kini memimpin Majelis Pertimbangan Organisasi Serikat Buruh Perjuangan Indonesia periode 2021–2027.

Berbagai posisi strategis pernah ia emban, seperti Komisaris Utama Midessa Sasono Picture, Stackholder Badan Perfilman Indonesia, hingga Direktur Perfiki Law Firm.

Kontroversi Anggaran Produksi
Menanggapi kritik, Sonny membenarkan bahwa biaya produksi film tersebut mencapai lebih dari Rp6,7 miliar.

Namun menurutnya, angka itu justru tergolong kecil dibanding film animasi lain.

“Kalau dibandingkan dengan produksi animator luar negeri, biayanya sangat besar. Kami membuat film ini dengan semangat gotong royong untuk bangsa,” ujarnya, dikutip astakom.com, Rabu (13/8).

Ia menegaskan, anggaran itu belum termasuk biaya promosi seperti gala premiere.

Sonny menyebut pembuatan film ini dilandasi keinginan memberikan sumbangsih di peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia.

“Kita ingin para pekerja kreatif perfilman Indonesia memberikan sesuatu yang membanggakan di hari kemerdekaan,” katanya.

Meski hasilnya menuai perdebatan, Sonny menilai proyek ini tetap menjadi kontribusi penting bagi industri animasi lokal.

Rubrik Sama :

Penyanyi Tompi Keluar dari WAMI: Silakan Nyanyikan Lagu Saya di Konser dan Kafe

astakom.com, Jakarta - Penyanyi Teuku Adifitrian atau yang akrab disapa Tompi resmi keluar dari keanggotaan Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Wahana Musik Indonesia (WAMI). Keputusan...

Wamen Ekraf Tegaskan Tak Danai Film Animasi Merah Putih

astakom.com, Jakarta - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam pendanaan maupun produksi film animasi Merah Putih: One for...

Putra Tommy Soeharto, Darma Mangkuluhur Resmi Lamar DJ Patricia Schuldtz di Afrika

Darma Mangkuluhur, putra pengusaha nasional Tommy Soeharto, resmi melamar kekasihnya, DJ Patricia Schuldtz, dalam momen romantis yang digelar di Afrika.

Cristiano Ronaldo Resmi Bertunangan dengan Georgina Rodriguez

Kabar pertunangan ini dibagikan langsung oleh Georgina melalui akun Instagram pribadinya. Dalam unggahan tersebut, wanita berusia 31 tahun itu memamerkan cincin berlian besar yang melingkar di jarinya.

Terkini

Viral

Videos