astakom, Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk pertama kalinya berhasil menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang Australian Dollar (AUD) atau dikenal dengan Kangaroo Bond. Penerbitan perdana ini dilakukan melalui program Australian Medium-Term Notes (AMTN).
Instrumen ini terdiri dari dua seri, yakni RIAUD0830 bertenor 5 tahun senilai AUD500 juta dengan kupon 4,40 persen, serta RIAUD0835 bertenor 10 tahun senilai AUD300 juta dengan kupon 5,30 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, penerbitan perdana Kangaroo Bond ini merupakan langkah strategis untuk diversifikasi pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta untuk memperluas basis investor global, khususnya Australia.
“Tingginya minat investor global termasuk investor domestik Australia ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi dan kredibilitas pengelolaan fiskal Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis, yang dikutip astakom.com di Jakarta, Minggu (10/8).
Penawaran ini mencatat total orderbook sekitar AUD8 miliar, jauh melampaui target. Tingginya permintaan memungkinkan pemerintah menetapkan yield akhir yang lebih kompetitif dibanding penawaran awal, dengan penurunan 25 basis poin (bps) untuk tenor 5 tahun dan 30 bps untuk tenor 10 tahun.
Final reoffer spread ditetapkan pada SQ ASW +90 bps untuk tenor 5 tahun dan SQ ASW +135 bps untuk tenor 10 tahun. Dengan demikian, yield akhir masing-masing adalah 4,427 persen untuk tenor 5 tahun dan 5,380 persen untuk tenor 10 tahun.
Adapun hasil dari penerbitan Kangaroo Bond ini akan digunakan untuk pembiayaan APBN 2025. Obligasi ini memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch. ANZ, Standard Chartered Bank, dan UBS Bank bertindak sebagai Joint Lead Managers dalam transaksi tersebut.