Sabtu, 9 Agu 2025
Sabtu, 9 Agustus 2025

Masyarakat Lebih Doyan Belanja Ketimbang Menabung, Begini Datanya

astakom, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, masyarakat Indonesia pada Juli 2025 lebih banyak mengalokasikan pendapatannya untuk belanja yang sifatnya konsumtif ketimbang menabung.

Berdasarkan hasil survei konsumen BI, rata-rata proporsi pendapatan untuk belanja atau average propensity to consume ratio naik menjadi 75,4 persen, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 75,1 persen.

“Proporsi konsumsi terhadap pendapatan terindikasi meningkat pada sebagian besar kelompok pengeluaran, terutama Rp1-2 juta (78,4 persen),” bunyi survei BI, dikutip astakom.com, Sabtu (9/8).

BI mencatat kenaikan konsumsi di berbagai kelompok pengeluaran. Pada kelompok Rp3,1 juta–Rp4 juta, konsumsi meningkat menjadi 75,3 persen dari 73,5 persen.

Kelompok Rp4,1 juta–Rp5 juta juga naik ke 74,44 persen dari 73,9 persen, sedangkan kelompok di atas Rp5 juta naik tipis menjadi 70,8 persen dari 70,7 persen.

Sementara itu, kelompok dengan pengeluaran Rp2,1 juta–Rp3 juta justru mengalami penurunan konsumsi menjadi 75,9 persen dari 76,7 persen.

Rasio Tabungan Turun

Di sisi lain, rata-rata proporsi pendapatan yang disisihkan untuk tabungan (saving to income ratio) justru menurun menjadi 13,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 14,1 persen.

“Porsi pendapatan yang ditabung mengalami penurunan terutama pada kelompok pengeluaran Rp3,1–4 juta menjadi sebesar 13,7 persen,” tulis BI.

Kelompok pengeluaran Rp1 juta–Rp2 juta juga mengalami penurunan rasio tabungan ke 13,6 persen dari 14,1 persen. Kelompok Rp2,1 juta–Rp3 juta turun ke 13,6 persen dari 13,1 persen.

Namun, terdapat sedikit peningkatan tabungan pada kelompok Rp4,1 juta–Rp5 juta yang naik menjadi 13,9 persen dari 13,7 persen, serta kelompok di atas Rp5 juta yang naik menjadi 15,8 persen dari 15,6 persen.

Daya Beli Menguat, Tapi Tabungan Tergerus

Tren ini mengindikasikan daya beli masyarakat yang menguat di pertengahan tahun 2025, namun disertai penurunan porsi tabungan di sebagian besar kelompok pendapatan.

Dengan konsumsi yang semakin dominan, penguatan sektor ritel berpotensi berlanjut, tetapi cadangan keuangan rumah tangga bisa menipis jika tren ini terus berlanjut.

Rubrik Sama :

Sri Mulyani dan Bank Dunia Sepakat Perkuat Sektor Keuangan

Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati menerima kunjungan Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Carolyn Turk, di kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, Jakarta, Jumat (8/8).

Ekonomi RI Tumbuh di Tengah Fenomena Rojali-Rohana, Kok Bisa?

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 sebesar 5,12 persen year-on-year (yoy) bukan sesuatu hal yang mengejutkan. Chief Indonesia and India Economist HSBC Global Research, Pranjul Bhandari menilai pencapaian tersebut sangat dipengaruhi oleh pemulihan daya beli di sektor informal yang selama ini luput dari perhatian banyak pihak.

Rugikan Rakyat Kecil, Ombudsman Minta Pemerintah Hapus HET Beras Premium

Ombudsman RI mendesak pemerintah mencabut ketentuan harga eceran tertinggi (HET) beras premium. Sebab kebijakan ini dinilai tidak efektif dan justru menimbulkan ketimpangan harga yang merugikan masyarakat kecil.

Mie Gacoan Rogoh Kocek Rp2,2 Miliar untuk Royalti Musik, Bagaimana Aturannya

Mie Gacoan di Bali yang dalam hal ini PT Mitra Bali Sukses akhirnya merogoh kocek sebesar Rp2,2 miliar untuk membayar royalti musik kepada Lembaga Manajemen Kolektif Sentra Lisensi Musik Indonesia (LMK Selmi).

Terkini

Viral

Videos