astakom, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, masyarakat Indonesia pada Juli 2025 lebih banyak mengalokasikan pendapatannya untuk belanja yang sifatnya konsumtif ketimbang menabung.
Berdasarkan hasil survei konsumen BI, rata-rata proporsi pendapatan untuk belanja atau average propensity to consume ratio naik menjadi 75,4 persen, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 75,1 persen.
“Proporsi konsumsi terhadap pendapatan terindikasi meningkat pada sebagian besar kelompok pengeluaran, terutama Rp1-2 juta (78,4 persen),” bunyi survei BI, dikutip astakom.com, Sabtu (9/8).
BI mencatat kenaikan konsumsi di berbagai kelompok pengeluaran. Pada kelompok Rp3,1 juta–Rp4 juta, konsumsi meningkat menjadi 75,3 persen dari 73,5 persen.
Kelompok Rp4,1 juta–Rp5 juta juga naik ke 74,44 persen dari 73,9 persen, sedangkan kelompok di atas Rp5 juta naik tipis menjadi 70,8 persen dari 70,7 persen.
Sementara itu, kelompok dengan pengeluaran Rp2,1 juta–Rp3 juta justru mengalami penurunan konsumsi menjadi 75,9 persen dari 76,7 persen.
Rasio Tabungan Turun
Di sisi lain, rata-rata proporsi pendapatan yang disisihkan untuk tabungan (saving to income ratio) justru menurun menjadi 13,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 14,1 persen.
“Porsi pendapatan yang ditabung mengalami penurunan terutama pada kelompok pengeluaran Rp3,1–4 juta menjadi sebesar 13,7 persen,” tulis BI.
Kelompok pengeluaran Rp1 juta–Rp2 juta juga mengalami penurunan rasio tabungan ke 13,6 persen dari 14,1 persen. Kelompok Rp2,1 juta–Rp3 juta turun ke 13,6 persen dari 13,1 persen.
Namun, terdapat sedikit peningkatan tabungan pada kelompok Rp4,1 juta–Rp5 juta yang naik menjadi 13,9 persen dari 13,7 persen, serta kelompok di atas Rp5 juta yang naik menjadi 15,8 persen dari 15,6 persen.
Daya Beli Menguat, Tapi Tabungan Tergerus
Tren ini mengindikasikan daya beli masyarakat yang menguat di pertengahan tahun 2025, namun disertai penurunan porsi tabungan di sebagian besar kelompok pendapatan.
Dengan konsumsi yang semakin dominan, penguatan sektor ritel berpotensi berlanjut, tetapi cadangan keuangan rumah tangga bisa menipis jika tren ini terus berlanjut.