astakom, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan sains, teknologi, dan industri nasional melalui pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Bendahara negara itu menyatakan bahwa Indonesia tidak boleh hanya menjadi penonton dalam kompetisi global yang semakin ketat, khususnya di bidang teknologi. Ia menekankan pentingnya kesiapan Indonesia untuk menjadi pelaku aktif dalam pembangunan sains dan teknologi nasional.
“Tidak hanya SDM, kita juga punya tantangan yang luar biasa penting, yaitu institutional building dan tentu juga semuanya membutuhkan resources, terutama keuangan,” ujar Sri Mulyani dalam acara Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia 2025 di Bandung, dikutip astakom.com, Kamis (7/8).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa APBN merupakan instrumen strategis untuk mendorong kemajuan ilmu pengetahuan, riset, dan teknologi di Indonesia. Pada tahun 2025, alokasi anggaran pendidikan mencapai Rp724,3 triliun, atau sekitar 20 persen dari total belanja negara, sesuai amanat konstitusi.
“Itu adalah semuanya digunakan di dalam rangka untuk memperkuat ekosistem pendidikan dan penelitian di Indonesia,” kata Sri Mulyani.
Anggaran tersebut mencakup berbagai klaster penting dalam ekosistem pendidikan, mulai dari bantuan langsung bagi siswa dan mahasiswa, penggajian guru dan dosen, hingga pembangunan infrastruktur pendidikan dan riset.
Dalam kesempatan itu, Menkeu juga memaparkan perkembangan Dana Abadi Pendidikan yang kini telah mencapai Rp154,1 triliun per 31 Desember 2024. Angka ini melonjak drastis dari hanya Rp1 triliun pada saat awal pembentukannya pada 2009.
“Kami ingin memastikan bahwa anggaran pendidikan tidak sia-sia, maka dibuatlah wadah yang disebut dana abadi,” ungkap Menkeu.
Hingga saat ini, sebanyak 670 ribu penerima manfaat telah menikmati beasiswa dari dana tersebut, termasuk 3.363 mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di universitas terbaik dunia.
Sebagai upaya mendorong peran industri dalam riset dan inovasi, Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa Kementerian Keuangan memberikan insentif super tax deduction bagi perusahaan yang berinvestasi dalam kegiatan riset dan development (R&D).
“Konvensi ini saya harap akan menjadi salah satu bentuk bagi kita semuanya untuk bekerja sama antara akademisi, industri, pemerintah, dan terutama juga dengan seluruh stakeholder dalam sebuah ekosistem yang meningkatkan produktivitas melalui science dan teknologi,” pungkas Sri Mulyani.