astakom, Jakarta – Masalah sampah di Ibu Kota seakan tak ada habisnya. Setiap hari, Jakarta memproduksi lebih dari 7.000 ton sampah. Angka fantastis ini membuktikan bahwa persoalan sampah tidak bisa hanya diselesaikan dengan membangun infrastruktur baru atau membuat aturan semata. Kuncinya ada pada perubahan perilaku, terutama generasi muda.
Sayangnya, sebagian besar siswa di sekolah masih belum terbiasa memilah sampah, membuang pada tempatnya, atau memahami siklus hidup sampah plastik. Padahal, tumpukan sampah terbesar di Jakarta justru berasal dari rumah tangga dan lingkungan pemukiman, termasuk sekolah.
Melihat kondisi itu, Komisi D DPRD DKI Jakarta mendorong agar edukasi pengelolaan sampah masuk ke dunia pendidikan. Kolaborasi antara Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pendidikan dianggap penting untuk membentuk budaya bersih sejak dini.
Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI, Setyoko, menegaskan bahwa sekolah perlu mengambil peran lebih dalam menanamkan kesadaran lingkungan kepada siswa.
“Di sekolah-sekolah, kurikulum perlu memasukkan pelatihan-pelatihan terkait pengelolaan sampah. Ini bukan hanya soal kebersihan, tapi juga pendidikan karakter dan kepedulian lingkungan,” kata Setyoko di Gedung DPRD DKI Jakarta, (6/8).
Bahkan, ia mendorong pengenalan sistem tempat sampah berwarna untuk memudahkan anak-anak memahami pemilahan. “Perlu diajarkan penggunaan tempat sampah berwarna-warni, mungkin bisa dimulai dari sana,” ujarnya.
Menurutnya, jika edukasi sampah menjadi bagian dari keseharian siswa, maka budaya hidup bersih dan sehat bisa terbentuk. Kebiasaan itu bukan hanya berhenti di sekolah, tetapi terbawa ke rumah dan ke masyarakat luas. “Kalau siswa sudah terbiasa di sekolah, maka kebiasaan itu akan terbawa ke rumah,” tutupnya.
Seruan ini ramai diperbincangkan publik karena menyinggung hal yang dekat dengan keseharian: perilaku sederhana membuang sampah pada tempatnya. Banyak warganet mendukung ide menjadikan edukasi sampah sebagai bagian dari kurikulum, dengan harapan generasi baru Jakarta tumbuh sebagai generasi yang lebih peduli lingkungan.