astakom, Jakarta – Pemerintah optimistis bahwa kerja sama ekonomi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) akan menjadi momentum penting bagi peningkatan ekspor nasional, khususnya ke kawasan Uni Eropa.
Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso menyebutkan bahwa meskipun perjanjian tersebut belum diberlakukan, Indonesia sudah mencatat surplus perdagangan sebesar USD3,8 miliar dengan Uni Eropa selama semester I-2025.
Baca juga
“Ini kan belum diberlakukan EU CEPA ya surplus ini. Nah nanti harapan kita akan semakin meningkat karena ini pertanda yang baik bahwa sebelum diberlakukan EU CEPA pun ekspor kita terus mengalami peningkatan,” ujar Mendag Budi dalam konferensi pers, dikutip astakom.com, Senin (4/8).
Selain Uni Eropa, Budi juga menyinggung hubungan dagang dengan kawasan Eurasia, yang meskipun surplusnya baru mencapai USD0,007 miliar, dinilai memiliki potensi pertumbuhan yang besar dalam waktu dekat.
Menurutnya, capaian ini merupakan sinyal kuat bahwa produk Indonesia memiliki daya saing tinggi di pasar global. Dengan berlakunya perjanjian dagang tersebut, ekspor Indonesia khususnya ke pasar Eropa akan semakin terdorong.
“Saya berharap produk-produk unggulan Indonesia akan memperoleh akses pasar yang lebih luas dengan tarif yang kompetitif, serta mendorong pertumbuhan ekspor jangka panjang,”
Di sisi lain, Indonesia juga mencatat surplus perdagangan di kawasan ASEAN sebesar USD9,6 miliar, dan di pasar-pasar potensial lain seperti India (USD6,64 miliar) dan Filipina (USD4,36 miliar). Namun Indonesia masih mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara, termasuk Tiongkok.
Meski begitu, Tiongkok tetap menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia, dengan total ekspor mencapai USD29,31 miliar, disusul Amerika Serikat (USD14,79 miliar), kemudian India, Jepang, dan Malaysia.