astakom, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melaporkan kinerja ekspor Indonesia selama semester I tahun 2025 yang menunjukkan hasil menggembirakan, dimana ekspor nasional tumbuh sebesar 7,70 persen, melebihi target tahunan yang ditetapkan pemerintah sebesar 7,10 persen.
“Kinerja ekspor nasional pada semester I-2025 telah menunjukkan pertumbuhan yang positif yang menjadi sinyal kuat bagi pencapaian target ekspor tahunan,” ujar Mendag dalam konferensi pers, dikutip astakom.com, Senin (4/8).
Baca juga
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, total ekspor Indonesia selama enam bulan pertama tahun ini mencapai USD135,41 miliar, naik 7,70 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekspor ini utamanya ditopang oleh ekspor non-migas yang naik 8,96 persen menjadi USD128,39 miliar. Sementara ekspor migas justru mengalami penurunan sebesar 11,04 persen, menjadi USD7,03 miliar.
Dalam laporan yang sama, Mendag yang akrab disapa Busan juga menyampaikan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2025 mencatat surplus sebesar USD4,10 miliar atau setara Rp65,7 triliun.
Dengan capaian ini, Indonesia kembali mencatat rekor surplus perdagangan selama 62 bulan berturut-turut, sejak Mei 2020.
Adapun Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan selama semester I-2025 tercatat sebesar USD19,48 miliar, meningkat dari USD15,58 miliar pada semester yang sama tahun lalu, dengan angka surplus perdagangan non-migas sebesar USD28,31 miliar, sementara defisit perdagangan migas sebesar USD8,83 miliar.
Dari sisi negara, Amerika Serikat masih menjadi mitra dagang dengan surplus tertinggi bagi Indonesia, yaitu sebesar USD9,92 miliar. Disusul India (USD6,64 miliar), Filipina (USD4,36 miliar), Malaysia (USD3,07 miliar), dan Vietnam (USD2,21 miliar).
“Ini pertanda bahwa produk-produk Indonesia masih punya daya saing meskipun ini belum diberlakukan tarif resiprokal. Jadi nanti kita akan menuntut terus dan kita tentu akan berupaya setelah dilakukan pemberlakuan tarif resiprokal ekspor kita tetap terus meningkat,” ujar Mendag.
Sementara itu, Tiongkok tetap menjadi tujuan ekspor utama Indonesia dengan nilai ekspor sebesar USD29,31 miliar, diikuti Amerika Serikat (USD14,79 miliar), India, Jepang, dan Malaysia.