astakom Jakarta – Kecelakaan pesawat latih jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI), di Ciampea, Bogor, pagi ini telah mengakibatkan Eks Kadispen AU Marsma TNI Fajar Adriyanto gugur.
Insiden ini langsung mendapat perhatian luas, terutama karena salah satu korban meninggal merupakan tokoh penting di dunia penerbangan militer Indonesia. Apalagi, Fajar juga dikenal sebagai sosok yang berprestasi. Bagaimana sosoknya?
Baca juga
Astakom melansir dari laman resmi TNI AU, Fajar Adriyanto merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1992. Fajar sejak awal kariernya menjadi penerbang pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dengan call sign ‘Red Wolf’ di Sekadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Malang dan sempat menduduki jabatan Pabandyaops Sops Kohanudnas.
Ia pernah mengemban jabatan Komandan
Ia pernah menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi (2007–2010), Komandan Lanud Manuhua Biak (2017–2019), dan menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU dari Mei 2019 hingga November 2020. Terakhir, ia dipercaya menjabat sebagai Kapoksahli Kodiklatau sejak Desember 2024.
Ia juga dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU, termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean tahun 2003.
Atas dedikasinya, ia menerima berbagai penghargaan, termasuk Sertifikat dan Brevet “Tanggap Tangkas Tangguh” dari BNPB, serta penghargaan tesis terbaik dari Universitas Pertahanan Indonesia (2012).
Selama menjabaat sebagai Kadispen AU, Marsma TNI Fajar Adrianto dikenal selalu terdepan menjadi corong informasi terkait pemberitaan TNI AU.
Gugur dalam Kecelakaan
Sebelumnya, TNI AU mengonfirmasi eks Kadispen AU Marsma TNI Fajar Adrianto gugur dalam kecelakaan pesawat latih milik FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia) di kawasan Ciampea, Bogor.
“Satu gugur atas nama Marsma TNI Fajar Adrianto,” kata Kadispen AU Marsekal Pertama (Marsma) TNI I Nyoman Suadnyana saat dihubungi, Minggu (3/8).
“Betul mantan Kadispen. Beliau memang aktif terbang di FASI,” imbuhnya. Sementara itu, satu korban lain mengalami luka berat. Korban masih menjalani perawatan intensif.
“Satu lagi pilotnya, Bapak Roni, masih dirawat luka berat sampai saat ini masih pemulihan sudah ditangani,” imbuhnya. Peristiwa terjadi sekitar pukul 10.00 WIB tadi pagi. Pesawat tersebut terjatuh saat sedang melaksanakan latihan.
Marsma TNI Fajar Adrianto merupakan perwira tinggi TNI AU yang lahir pada 20 Juni 1970. Ia merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1992 dan dikenal sebagai penerbang pesawat tempur F-16 Fighting Falcon.
Fajar merupakan alumnus SMA Negeri 1 Malang angkatan 1989, dan memiliki rekam jejak panjang di TNI AU. Selamat jalan “Red Wolf”.