Sabtu, 11 Okt 2025
Sabtu, 11 Oktober 2025

Tenun Ikat Troso, Warisan Kain Tradisional Jepara yang Mendunia

astakom, Jepara – Selain dikenal sebagai kota ukir dan rumah bagi wisata bahari Karimunjawa, Kabupaten Jepara juga menyimpan kekayaan budaya lain yang tak kalah berharga, yakni tenun ikat Troso.

Kerajinan Kain tradisional asal Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, ini telah eksis sejak tahun 1935 dan kini menjadi produk unggulan yang diminati pasar nasional hingga internasional.

Kerajinan ini mengalami perkembangan signifikan dari tahun ke tahun. Pada 1943, warga mulai menggunakan alat tenun pancal, sebelum akhirnya beralih ke Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) pada 1946, yang masih digunakan hingga kini.

Beragam motif khas dihasilkan oleh para perajin lokal, mulai dari motif Sutra, Rangrang, Rajut, Endek, Skaf, hingga motif Kalimantan. Harga kain bervariasi, tergantung jenis dan kualitasnya.

Untuk tentun Troso dengan kain berbahan katun dibanderol mulai Rp140 ribu hingga Rp500 ribu per potong, sementara untuk kain berbahan sutra, harganya bisa mencapai Rp3 juta per potong.

“Dibandingkan batik cap, tenun Troso memang lebih mahal karena seluruh prosesnya menggunakan ATBM dan dikerjakan secara manual, membutuhkan ketelitian dan waktu yang panjang,” ujar Kharis, salah satu pelaku UMKM Tenun Troso kepada jurnalis astakom.com, Sabtu (2/8).

Kharis menuturkan, Bali sampai saat ini masih menjadi pasar utama bagi tenun ikat Troso. Diperkirakan 80 persen hasil kerajinan ini dikirim ke Pulau Dewata dan digunakan dalam berbagai produk fashion serta dekorasi interior.

Sisanya, tenun Troso dipasarkan ke kota-kota besar seperti Yogyakarta, Jakarta, Solo, dan Pekalongan. Menariknya, sebagian besar tenun Bali yang diekspor ternyata berasal dari Desa Troso.

Namun di balik geliat pasarnya, perajin tenun Troso tengah menghadapi sejumlah tantangan serius. Salah satunya adalah kesulitan bahan baku benang yang masih harus diimpor dari India.

Tak cuma itu, mahalnya biaya distribusi dan harga bahan yang terus berfluktuasi juga ikut menekan biaya produksi tenun khas dari Kota kelahiran R.A Kartini tersebut.

Terancam Krisis Regenerasi

Yang lebih mengkhawatirkan, minat generasi muda untuk menjadi perajin semakin menurun. Banyak Anak Muda di Troso lebih memilih bekerja di pabrik-pabrik yang mulai menjamur di sekitar wilayah Jepara.

“Banyak para pemuda di Jepara yang memilih kerja di pabrik karena secara ekonomi mungkin lebih menjanjikan. Alhasil, profesi penenun dan pengukir ini terancam hilang,” ucap Kharis dengan nada kecewa.

Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada keberlangsungan tradisi menenun yang selama ini menjadi identitas budaya Jepara.

Merujuk pada data tahun 2019 yang dihimpun dari Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kabupaten Jepara, perajin tenun ikat di Desa Troso yang masih aktif hanya sekitar 6.000-an.

Namun jumlah itu diyakini terus berkurang karena minimnya penerus. Jika tidak segera diintervensi dengan pelatihan, insentif, dan promosi yang masif kepada anak muda, tenun ikat Troso bisa saja tinggal nama di masa depan.

Ikuti perkembangan berita terkini ASTAKOM di GOOGLE NEWS

Feed Update

Mandatori B50 di 2026: Sawit Naik Kelas, Solar Impor Minggir!

astakom.com, Jakarta — Pemerintah menegaskan komitmennya untuk mencapai kedaulatan energi nasional dengan menghentikan impor solar mulai tahun 2026, seiring dengan penerapan mandatori bahan bakar...

Jelang Setahun Pemerintahan Prabowo, Gus Ipul Ungkap 9 Arah Kebijakan Strategis Kemensos

astakom.com, Jakarta — Menjelang satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf membeberkan sembilan arah kebijakan strategis Kementerian Sosial (Kemensos). Sembilan kebijakan...

Munas PIRA di Jakarta Jadi Momentum Besar Konsolidasi Perempuan Gerindra

astakom.com, Jakarta – Perempuan Indonesia Raya (PIRA), organisasi sayap Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA), menggelar Musyawarah Nasional (Munas) 2025 di Hotel Bidakara, Jakarta, pada...

Target Swasembada Dipercepat, Mentan Andi Amran Sebut Indonesia Tak Perlu Impor Beras Lagi

astakom, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan bahwa Indonesia akan segera mencapai swasembada beras lebih cepat dari target awal. Kepastian ini...

Gus Ipul Tegaskan Sekolah Garuda Jadi Jembatan Siswa Berprestasi Masuk Kampus Top Dunia

astakom.com, Jakarta – Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan peluncuran Sekolah Garuda merupakan langkah nyata Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan kualitas sumber...

BPJPH: Kuliner Halal Adalah Kekuatan Budaya dan Citra Bangsa di Mata Dunia

astakom.com, Jakarta – Sekretaris Utama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) RI, Muhammad Aqil Irham menegaskan bahwa kuliner halal tidak sekadar menjadi bentuk kepatuhan...

Viral