Sabtu, 2 Agu 2025
Sabtu, 2 Agustus 2025

SRMA 34 Dibuka, Menandai Dimulainya MPLS di 37 Titik Tambahan Sekolah Rakyat

astakom, Lebak – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) membuka Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 34, Kabupaten Lebak, Banten, pada Jumat (1/8).

Pembukaan ini sekaligus menandai dimulainya aktivitas pembelajaran sekolah rintisan tahap 1b di 37 titik tambahan seluruh Indonesia, melengkapi sekolah rakyat tahap 1a yang telah dimulai 14 Juli lalu di 63 titik.

“Hari ini kita memulai penyelenggaraan Sekolah Rakyat di 37 titik, ini bisa dikatakan tahap berikutnya dari 14 Juli yang lalu, 14 Juli lalu kita memulai 63 titik, sekarang kita memulai di 37 titik di bulan Agustus ini,” kata Gus Ipul, dalam keterangan dikutip astakom.com.

Gus Ipul mengungkapkan, selain di Kabupaten Lebak, dua Sekolah Rakyat di Kabupaten Ponorogo dan Kota Pasuruan juga memulai MPLS pada hari ini. Bahkan, rencananya minggu depan akan dilanjutkan 5 titik lainnya dan pada tanggal 15 Agustus di 29 titik, sehingga total ada 37 titik.

Tak hanya berhenti pada 100 Sekolah Rakyat rintisan yang sudah berjalan pada bulan Juli dan Agustus, pada bulan September mendatang 59 titik lain juga akan diluncurkan, sehingga total terdapat 159 sekolah rakyat yang sudah dan akan berjalan pada tahun ajaran 2025/2026.

“Jadi ini (Sekolah Rakyat) adalah gagasan dan program prioritas dari Presiden Prabowo, ini asli dari Pak Presiden, saya hanya pembantunya, kami menteri-menteri ini hanya membantu Presiden melaksanakan apa yang menjadi gagasannya,” ujar Gus Ipul yang didampingi oleh Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono.

Di hadapan Gubernur Banten Andra Soni dan Bupati Lebak Moch. Hasbi Asyidiki Jayabaya, Gus Ipul menekankan tiga kunci untuk memahami gagasan Presiden Prabowo terkait Sekolah Rakyat.

“Kunci pertama adalah memuliakan wong cilik, memuliakan kaum dhuafa, memuliakan mereka yang belum terbawa dalam proses pembangunan, dan mereka yang kurang mampu, mereka yang dalam statistik disebut miskin dan miskin ekstrem,” jelasnya.

Lewat Sekolah Rakyat ini, Presiden Prabowo ingin memuliakan wong cilik agar siap menjadi Generasi Emas Indonesia 2045. Sekolah Rakyat merupakan upaya untuk memberikan jalan cepat kepada keluarga yang kurang mampu untuk bisa menjadi generasi tangguh lewat pendidikan.

Kunci kedua untuk memahami gagasan Presiden Prabowo terkait Sekolah Rakyat yaitu menjangkau yang belum terjangkau. “Banyak saudara-saudara kita di usia sekolah baik SD, SMP, atau SMA yang putus sekolah, belum sekolah atau tidak sekolah, maupun berpotensi putus sekolah, maka itu Sekolah Rakyat ingin menjangkau yang belum terjangkau,” urainya.

Terakhir adalah memungkinkan yang tidak mungkin, memberikan kesempatan untuk anak-anak yang ingin sekolah namun menyadari orang tuanya tidak mampu menyekolahkan anaknya, sehingga yang tidak mungkin menjadi mungkin.

“Inilah kunci memahami Sekolah Rakyat, jadi jangan business as usual, jangan disamakan dengan sekolah-sekolah umum, kalau di tempat lain mungkin pendekatannya adalah tes akademik, tapi di sini pendekatannya adalah mereka dari keluarga yang tidak mampu, kalau dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional itu desil 1 dan 2, miskin dan miskin ekstrem,” jelasnya.

Gus Ipul menyampaikan setelah lulus dari Sekolah Rakyat, diharapkan anak-anak menjadi terdidik, berkarakter, dan terampil. Pintar atau terdidik yang dimaksud di sini adalah mampu menggunakan akalnya dengan baik.

Lalu berkarakter adalah punya jati diri, bangga dengan orang tua, dan cinta terhadap tanah air. “Itulah anak-anak kita yang berkarakter, dia pintar dan cerdas tapi juga bisa mencintai keluarganya, mencintai orang lain, dan juga mencintai negeri ini,” tuturnya.

Selanjutnya anak-anak diharapkan mempunyai keterampilan setelah lulus dari Sekolah Rakyat. Anak-anak akan dibimbing untuk bisa mewujudkan cita-cita sesuai keterampilan yang mereka pilih.

“Itu target saya pak, saya ingin lulusan Sekolah Rakyat, ada yang kuliah di luar negeri, tapi juga saya ingin lulusan Sekolah Rakyat ada yang bisa menjadi pengusaha sukses, dengan merintis usaha,” kata Gus Ipul.

Di sela sambutannya, Gus Ipul juga menyapa siswa Sekolah Rakyat. Salah satunya Komalasari yang berasal dari Desa Pagelaran, Kecamatan Melimping, Kabupaten Lebak.

Ia merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Orang tuanya bekerja keras menghidupi keluarga dengan bekerja sebagai buruh bangunan.

Komala, panggilan akrabnya, tinggal di rumah berdinding triplek dan dibangun di atas lahan orang lain. Ia terpaksa putus sekolah selama satu tahun karena keterbatasan ekonomi orang tuanya.

“Kenapa bisa putus sekolah nak?” Tanya Gus Ipul.

“Karena adanya ketidakmampuan ekonomi dalam rumah tangga orang tua pak,” jawab Komala.

Mendengar jawaban tersebut, Gus Ipul menyampaikan bahwa Komala merupakan salah satu contoh profil anak yang bersekolah di Sekolah Rakyat. “Inilah bapak Presiden Prabowo kita yang luar biasa ingin mengajak kita menoleh kepada saudara-saudara kita yang seperti ini,” ujarnya.

Sekolah Rakyat menjadi harapan baru bagi Komala untuk mencapai cita-cita demi membahagiakan kedua orang tuanya. “Contoh orang semangat ini, luar biasa kayak gini, Istimewa sekali, saya bangga dengan kamu Komala, saya ingin kamu sukses beserta yang lain,” tutup Gus Ipul.

Rubrik Sama :

Air Mata Gus Ipul Tumpah untuk Guru dan Para Pengabdi Sekolah Rakyat

astakom, Lebak - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) tak kuasa membendung air mata mendengar curhatan seorang Guru Sekolah Rakyat yang memilih setia mengabdi...

Emisi Surat Utang EGS Tembus Rp65,77 Triliun, OJK: Pasar Responsif terhadap Ekonomi Hijau

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan signifikan dalam penerbitan surat utang berbasis prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) di pasar modal Indonesia.

Perdana, Pemerintah Bakal Gelar Pesta Rakyat di Istana Usai Upacara 17 Agustus

Untuk pertama kalinya, Pemerintah akan menggelar acara pesta rakyat di halaman Istana Kepresidenan sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensetneg) RI, Juri Ardiantoro.

Dibuka 4 Agustus, Mayoritas Peserta Upacara di Istana Masyarakat Umum

Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta merayakan momen bersejarah ini melalui berbagai kegiatan yang meriah dan inklusif.
Cover Majalah

Update