astakom, Surakarta – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menegaskan, pemajuan kebudayaan bukan hanya tugas pemerintah, tapi menjadi tugas kita semua, termasuk para pelaku budaya, maestro, seniman, dan budayawan.
Fadli menyampaikan hal tersebut dalam pidato pembukaan acara “Pasar Raya Taman Budaya Jawa Tengah ke-2 Tahun 2025”, di Surakarta, Jumat (1/8).
Baca juga
“Pemajuan kebudayaan bukan hanya tugas pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, tapi tugas kita semua. Kita juga berharap seluruh pihak terlibat, termasuk korporasi, swasta, perseorangan, serta kalangan filantropis,” tegas Fadli dalam keterangan dikutip astakom.com.
Dalam Acara yang dihelat oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Taman Budaya Provinsi Jawa Tengah ini, Fadli menekankan pentingnya semangat gotong royong dan kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam upaya bersama memajukan kebudayaan Indonesia.
“Apresiasi yang tinggi kepada penyelenggara, kepada Gubernur Jawa Tengah dan jajaran atas terlaksananya kegiatan-kegiatan produktif untuk pemajuan kebudayaan di Jawa Tengah.”
“Pasar Raya adalah momentum strategis yang mempertemukan berbagai pihak untuk bersinergi dalam melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan kekayaan budaya bangsa,” imbuhnya.
Mengusung tema “Cangcut Gumregut Hangrumat lan Hanggelar Budaya Jawa Tengah” yang memiliki arti sebuah tekad bersama dalam menggelar seni budaya untuk pelestarian, pengembangan, dan pemajuan kebudayaan di Jawa Tengah.
Fadli menilai tema ini relevan dalam menggambarkan semangat pelestarian, pengembangan, dan pemajuan kebudayaan berbasis partisipasi masyarakat.
Ia juga menegaskan bahwa pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan merupakan tanggung jawab bersama, dan kegiatan seperti Pasar Raya merupakan bentuk nyata dari komitmen tersebut.
Tak hanya itu, Fadli juga menyoroti peran strategis Taman Budaya sebagai wadah pelestarian Warisan Budaya Takbenda.
“Kita berharap taman budaya bisa menjadi etalase, kantong kebudayaan, yang dapat memeriahkan dan menghidupkan warisan budaya takbenda.”
“Museum-museum bisa menjadi etalase cagar budaya, sementara taman-taman budaya menghidupkan budaya yang dinamis dan terus berkembang.” jelasnya.
Pada akhir sambutannya, Fadli juga menyampaikan harapan bahwa kegiatan Pasar Raya Taman Budaya Jawa Tengah dapat menjadi bagian dari ekosistem yang terus tumbuh serta turut berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
“Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menjadi bagian dari ekosistem yang terus berkembang dan menjadi jembatan antargenerasi bagi seniman dan budayawan di Indonesia, khususnya Jawa Tengah dan akan terus berkelanjutan dan menjadi bagian dari budaya di Jawa Tengah secara konsisten,” tutupnya.
Pasar Raya merupakan singkatan dari Pagelaran Seni Rakyat dan Budaya yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2024. Kegiatan ini digelar melalui perhelatan seni dan budaya yang disinergikan dengan ekosistem ekonomi budaya di Jawa Tengah.
Pasar Raya Taman Budaya Jawa Tengah ke-2 diselenggarakan selama lima belas hari ke depan, mulai tanggal 1 hingga 15 Agustus 2025.
Acara ini diikuti oleh kelompok/sanggar seni se-kabupaten dan kota di Jawa Tengah, pameran seni rupa, pameran Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, bazar UMKM, permainan tradisional, hingga wahana hiburan rakyat.
Dalam kesempatan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga memberikan apresiasi kepada tiga tokoh seni dan budaya yang berkiprah dalam pelestarian budaya di Jawa Tengah, antara lain Bidang Seni Tari, Wahyu Santoso Prabowo; Maestro Pedalangan, Ki Manteb Soedharsono (alm); dan Dalang Cilik, Yusuf Radya Mulya.