astakom, Jakarta – Pemerintah menargetkan investasi jumbo untuk menggenjot hilirisasi sumber daya alam nasional. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, hingga tahun 2040, Indonesia membutuhkan total investasi sekitar USD618 miliar atau setara Rp10.157 triliun.
“Sampai dengan 2035–2040 total investasi yang kita butuhkan untuk sektor hilirisasi kurang lebih sekitar USD618 miliar,” ujar Bahlil dalam Energi Mineral Festival 2025 di Jakarta, dikutip astakom.com, Kamis (31/7).
Baca juga
Menurut Bahlil, kebutuhan investasi tersebut akan difokuskan pada sektor mineral dan batu bara, serta minyak dan gas bumi (migas), sebagai bagian dari strategi besar industrialisasi nasional.
Ia juga menegaskan bahwa hilirisasi bukan hanya soal nikel semata, melainkan kini diperluas mencakup komoditas emas.
“Kita sekarang juga sudah mendorong untuk emas,” katanya.
Sebagai contoh konkret, Bahlil menyoroti proyek hilirisasi emas oleh PT Freeport Indonesia yang membangun smelter di Gresik, Jawa Timur. Dengan nilai investasi mencapai USD3 miliar, fasilitas tersebut kini telah rampung dan mulai mengekspor hasil olahannya.
“Kalau ini mampu dilakukan dengan konsisten dengan baik, maka yakinlah bahwa negara kita ke depan menjadi salah satu negara yang akan disegani terkait dengan program hilirisasi, industrialisasi,” tegas Bahlil.
Bahlil juga menekankan bahwa program hilirisasi memiliki dampak multiplikatif terhadap perekonomian nasional, mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga peningkatan pendapatan daerah.
“Ini untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi generasi muda, menciptakan kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi di daerah dan juga sekaligus untuk meningkatkan pendapatan daerah dan pendapatan negara,” tutupnya.