astakom, Tangerang – Prestasi membanggakan kembali diraih siswa Indonesia di ajang talenta internasional. Tim Indonesia sukses merebut tiga medali perunggu dan dua Honorable Mention pada ajang Olimpiade Fisika Internasional atau International Physics Olympiad (IPhO) ke-55 yang berlangsung pada 18–24 Juli 2025 di Paris, Prancis. Kompetisi ini diikuti oleh 405 siswa dari 92 negara.
Tiga medali perunggu dipersembahkan oleh Daffa Virwandy (SMA Negeri 17 Palembang), Muhammad Rakha Naufal Maulana (SMA Negeri 1 Kota Serang), dan Muhammad Dakita Arfa Alfaritsi (MAN 2 Kota Malang). Sementara dua Honorable Mention diraih oleh Arkaan Javier (MAN 2 Kota Malang) dan Gusti Komang Abhika Atmaja (SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta).
Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Maria Veronica Irene Herdjiono, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada para siswa yang telah berjuang mengharumkan nama bangsa.
“Selamat kepada adik-adik. Semoga pengalaman selama pembinaan dan berkompetisi di ajang internasional menjadi bekal berharga di masa depan,” kata Irene, Rabu (16/7). Irene juga menambahkan apresiasi kepada tim pembina yang telah mendampingi para siswa.
Kepala Subbagian Tata Usaha Puspresnas, Abdullah Faiz, yang turut menyambut langsung kedatangan delegasi Indonesia, juga menyampaikan kebanggaannya.
“Adik-adik sudah melalui proses panjang, mulai dari Olimpiade Sains Nasional (OSN) hingga tahap pembinaan. Terima kasih dan bangga dengan perjuangan kalian,” ungkap Faiz.
Triyanta dari Institut Teknologi Bandung (ITB) selaku Koordinator Pembina IPhO, menjelaskan bahwa kompetisi tahun ini semakin ketat.
“Anak-anak sudah berusaha dengan baik. Peserta IPhO kali ini dua kali lebih banyak dibanding tahun lalu, yakni bersaing dengan 405 siswa dari 92 negara,” tutur Triyanta.
Salah satu peraih medali perunggu, Daffa Virwandy, berbagi cerita mengenai tantangan yang dihadapi.
“Kami menjalani dua tahapan tes, yakni tahap eksperimen dan tahap teori. Pada tahap eksperimen, kami mengerjakan soal berbeda selama lima jam, dan tahap teori juga mengerjakan tiga soal dalam lima jam,” jelas Daffa.
Ia pun menyampaikan rasa syukur atas pencapaiannya. “Sangat bangga bisa berkontribusi mengharumkan nama Indonesia. Usaha saya selama tiga tahun terakhir akhirnya terwujud. Terima kasih kepada Puspresnas dan pembina,” ucapnya.
Senada dengan Daffa, Muhammad Rakha Naufal Maulana juga merasa bangga meraih medali di ajang bergengsi tingkat dunia ini.
“Bangga bisa meraih medali di IPhO,” ungkap Rakha.
Ia juga berpesan kepada teman-temannya di seluruh Indonesia agar tetap percaya diri dalam mengejar prestasi. “Jangan pernah memikirkan perkataan orang lain. Jika ada yang berkata apapun tentang kalian, jadikanlah itu sebagai bahan bakar untuk membuktikan,” tambah Rakha.
Sebagai informasi, International Physics Olympiad (IPhO) merupakan kompetisi fisika internasional paling bergengsi untuk siswa sekolah menengah. Kompetisi ini bertujuan menguji pengetahuan, keterampilan analitis, berpikir kritis, pemecahan masalah, serta kompetensi dalam fisika teoretis dan eksperimental di tingkat tertinggi.