Rabu, 30 Jul 2025
Rabu, 30 Juli 2025

Bersama Prancis, Indonesia Kuatkan Fesyen dan Kriya ke Panggung Dunia

astakom, Jakarta — Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) memperkuat kolaborasi fesyen dan kriya dengan Prancis melalui program residensi bersama yang akan melibatkan desainer kedua negara. Kerja sama ini menargetkan peningkatan ekspor produk kreatif, pertukaran ilmu, dan memperkuat daya saing talenta ekraf Indonesia.

“Kami ingin kerja sama seperti ini tidak hanya berhenti pada seremoni atau wacana. Harus ada alih ilmu, peluang bisnis, dan penguatan ekosistem yang dirasakan langsung oleh para pelaku industri kreatif,” kata Wamen Ekraf Irene Umar, saat menghadiri Indonesian–French Seminar on Fashion and Craftsmanship di Institut Français d’Indonésie (IFI) Jakarta, Selasa, (29/7).

Irene menekankan bahwa kerja sama internasional perlu menghasilkan dampak nyata bagi para pelaku industri. Wamen Ekraf menggarisbawahi pentingnya pendekatan kolaboratif berbasis hexahelix—dalam hal ini melibatkan pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas, dan media—untuk memperluas manfaat program lintas negara.

“Pertukaran talenta, lokakarya kolaboratif, dan co-creation produk menjadi elemen kunci dalam mendorong subsektor fesyen dan kriya sebagai the new engine of growth sekaligus mendukung peningkatan daya saing ekraf secara global,” kata Irene.

Sejak akhir Mei 2025, hubungan strategis Indonesia–Prancis di sektor kreatif mendapat momentum baru melalui kunjungan kenegaraan Presiden Emmanuel Macron ke Jakarta dan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang mencakup subsektor fesyen, kriya, desain, film, hingga gim. Kolaborasi tersebut menjadi pijakan untuk membangun ekosistem lintas negara yang berpijak pada inovasi dan nilai budaya.

Salah satu implementasi konkretnya adalah penguatan platform Inkubasi PINTU, yang tahun ini menyelenggarakan Residency Program dan Focus Week di Jakarta dan Yogyakarta, mempertemukan talenta kreatif dari kedua negara dalam ruang kerja bersama.

Duta Besar Prancis untuk Indonesia, H.E. Fabien Penone, menilai sektor kreatif sebagai sarana diplomasi yang efektif dalam membangun kedekatan antarbangsa. Menurutnya, kolaborasi budaya bukan hanya tentang ekspresi artistik, tetapi juga strategi masa depan untuk menciptakan dunia yang lebih terbuka, inklusif, dan lestari.

“Kami percaya bahwa budaya bukan hanya warisan, tetapi juga kekuatan yang mampu menyatukan bangsa-bangsa dan membuka peluang baru dalam kerja sama global,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Jakarta Fashion & Food Festival (JF3), Soegianto Nagaria, menyoroti peran program PINTU sebagai ruang tumbuh bagi desainer dan perajin dari Indonesia dan Prancis.

Menurutnya, keterlibatan langsung dalam proses kreatif bersama memberikan pengalaman mendalam yang melampaui sekadar pameran atau promosi karya.

“Melalui PINTU, kami melihat bagaimana kerja sama bisa menciptakan dampak konkret. Desainer dan perajin tidak hanya memamerkan karya, tapi juga membangun jejaring, menciptakan produk bersama, dan berbagi nilai budaya,” ungkapnya.

Seminar ini sekaligus mempertegas peran subsektor fesyen dan kriya dalam mendukung visi ekonomi kreatif Indonesia sebagai pilar diplomasi budaya dan motor baru pertumbuhan ekonomi. Kolaborasi ini juga sejalan dengan program prioritas Sinergi Ekraf dalam Asta Ekraf, yang mendorong kemitraan antar pelaku industri untuk membangun ekosistem usaha kreatif yang saling terhubung dan berdaya saing.

Turut mendampingi Wamen Ekraf dalam kegiatan ini, Kasubdit Komersialisasi dan Pemasaran Kriya, Benedictus Permadi, beserta tim dari Direktorat Kriya.

Turut hadir dalam seminar, Alain Soreil (Director, Ecole Duperré Paris) dan Simpriwati Simarno (Managing Director, Louis Vuitton Indonesia).

Rubrik Sama :

Gandeng SBY, Menteri Ekraf Dukung Kolaborasi Pelukis Jerman dan Indonesia Abadikan Monas

astakom, Jakarta - Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf) Teuku Riefky Harsya menghadiri kegiatan melukis bersama pelukis asal Jerman, Christopher Lehmpfuhl, di Balai Kota Jakarta....

Nezar Patria: AI dan Data Jadi Kunci Masa Depan Pertanian Indonesia

astakom, Jakarta - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menegaskan arti penting kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) dan data sebagai kunci transformasi sektor...

Kwik Kian Gie Wafat, Pengusaha-Ekonom Sampaikan Duka Mendalam

Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya di bidang ekonomi dan kebijakan publik. Kwik Kian Gie, mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri Indonesia ke-7, meninggal dunia di usia 90 tahun.

Ketika Presiden Prabowo Terima Surat dari Siswa Sekolah Rakyat

astakom, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menerima surat dari siswa Sekolah Rakyat. Kepala Negara tampak membaca surat itu di ruang kerjanya. Sekretaris Kabinet Letkol Teddy...
Cover Majalah

Update