astakom, Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya mencari keberadaan tiga calon jemaah haji asal Indonesia yang dilaporkan hilang saat menjalankan ibadah haji di Arab Saudi. Salah satu langkah terbaru yang dilakukan adalah melakukan tes DNA terhadap keluarga jemaah yang hilang.
Ketiga jemaah tersebut adalah Nurimah (80) dari Kloter 19 Embarkasi Palembang, Sukardi (67) dari Kloter 79 Embarkasi Surabaya, dan Hasbulah (73) dari Kloter 7 Embarkasi Banjarmasin. Ketiganya dilaporkan tidak kembali usai pelaksanaan puncak ibadah haji yang rampung pada awal Juli 2025.
Baca juga
“Tes DNA akan dilakukan untuk mencocokkan dengan jenazah tanpa identitas yang ada di Arab Saudi,” ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latif dalam keterangannya di Jakarta, dikutip astakom.com, Senin (28/7).
Hilman menjelaskan, bahwa proses pencarian masih terus dilakukan, termasuk menyisir berbagai rumah sakit dan kamar jenazah di Arab Saudi. Namun hingga kini, belum ditemukan hasil yang memadai.
Di sisi lain, Kemenag juga mencatat bahwa sekitar 40 jemaah sempat tertahan di Arab Saudi karena alasan kesehatan. Sebagian dari mereka telah berhasil dipulangkan ke Tanah Air, sementara sebagian lainnya meninggal dunia dan telah dimakamkan langsung di tanah suci.
Pemerintah berharap tes DNA yang sedang dilakukan dapat memberikan titik terang atas nasib ketiga jemaah yang hilang secara misterius tersebut. Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memberikan kepastian dan perlindungan bagi seluruh jemaah haji Indonesia.
Dengan insiden ini, Kemenag menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan pengawasan dan pelayanan terhadap jemaah, khususnya dalam aspek keselamatan dan perlindungan selama berada di luar negeri.