astakom, Jakarta – Strategi perdagangan yang dilakukan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS), khususnya dalam hal kebijakan tarif, ternyata banyak diadopsi oleh banyak negara, bahkan negara-negara maju seperti Jepang.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara diskusi yang digelar di Jakarta, Senin (28/7).
Baca juga
Pernyataan itu disampaikan Airlangga merespon kritik terhadap pengenaan tarif Indonesia oleh AS sebesar 19 persen, yang dinilai masih lebih tinggi dibandingkan negara lain. Sedangkan di sisi lain, tarif yang dikenakan terhadap AS 0 persen.
“Memang 19 persen, tetapi ada yang sebut mereka 0 persen, kita 19 persen,” ujar Airlangga, dalam keterangannya, dikutip astakom.com, Senin (28/7).
Ia menekankan bahwa pengenaan tarif nol persen terhadap negeri Paman Sam tersebut ditiru oleh banyak negara. Bahkan, Jepang pun memberikan tarif nol persen terhadap AS, meskipun pada akhirnya mereka tetap dikenakan tarif impor oleh AS.
“Ini sama dengan semua negara. Bahkan Jepang juga memberikan Amerika 0 persen, dan AS menerapkan 15 persen,” tambahnya.
Airlangga lantas menyinggung perihal langkah Jepang yang berencana untuk menggelontorkan investasi sebesar USD550 miliar, atau setara Rp9.000 triliun di AS.
Meski demikian, Negeri Sakura tersebut tetap menerima tarif impor dari AS, menunjukkan bahwa kebijakan tarif yang ditetapkan oleh Presiden AS Donald Trump ini bukan satu-satunya indikator dalam kerja sama ekonomi bilateral.
Dengan contoh itu, Airlangga menilai posisi Indonesia sudah berada di jalur yang tepat dalam menjalin hubungan dagang dengan AS. Bahkan, pendekatan Indonesia disebut menjadi acuan bagi negara-negara lain dalam merumuskan perjanjian dagang.
“Jadi sebenarnya model yang dilakukan di Indonesia direplikasi oleh berbagai negara. Karena model Indonesia, baik dari sisi tarif, nontarif, maupun komersial, itu menjadi menjadi model perjanjian,” pungkasnya.