astakom, Cibinong — Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) merespons dinamika yang terjadi di Sekolah Rakyat, khususnya terkait kabar beberapa siswa dari Sekolah Rakyat di Temanggung yang memilih kembali ke rumah.
Gus Ipul menegaskan bahwa proses penerimaan siswa dilakukan secara terbuka dan melibatkan persetujuan orang tua.
Baca juga
“Semua anak yang sekolah di Sekolah Rakyat sudah melalui dialog. Setelah orang tuanya menyetujui, barulah diteruskan ke bupati untuk diusulkan menjadi siswa Sekolah Rakyat. Jadi tidak ada yang dipaksa,” kata Gus Ipul usai ikut makan malam bersama siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 10 Bogor, Kamis (24/7) malam.
“Kalau anaknya tidak kerasan dan orang tuanya sepakat untuk tidak melanjutkan, tentu kami tidak bisa memaksa,” imbuhnya.
Menurut Gus Ipul, dari lima siswa yang sempat meninggalkan asrama di Sekolah Rakyat Temanggung, dua di antaranya telah kembali, sementara tiga lainnya masih beradaptasi dan tetap dalam komunikasi dengan pihak sekolah dan orang tua.
“Di belakang mereka (siswa yang pulang) masih banyak yang mengantri calon siswa lain untuk masuk. Maka itu, kami akan prioritaskan mereka yang siap menggantikan,” tegas Gus Ipul, dalam keterangan dikutip astakom.com, Jumat (25/7).
Di sekolah rakyat, semua fasilitas diberikan kepada para siswa. Selain mendapatkan tempat tidur sendiri, mereka juga mendapatkan almari sendiri untuk penyimpanan barang.
Semua fasilitas juga dicukupi, tidak hanya makan sehari tiga kali dan dua kali snack, para siswa juga diberikan peralatan mandi mulai sabun mandi, sampo, pasta gigi, sikat gigi bahkan deterjen untuk cuci pakaian.
Sementara itu, Gus Ipul juga mengakui bahwa program Sekolah Rakyat masih menghadapi sejumlah tantangan teknis. Namun ia memastikan semua itu akan terus disempurnakan seiring waktu, didukung semangat tinggi dari para guru dan kepala sekolah.