Sabtu, 26 Jul 2025
Sabtu, 26 Juli 2025

Tak Lagi Tunduk Pasar Global, Indonesia Kini Punya Daya Tawar di Sektor Energi

astakom, Jakarta – Pemerintah menegaskan bahwa Indonesia kini memiliki posisi strategis dalam sektor energi dan sumber daya alam, seiring besarnya cadangan energi nasional dan keberhasilan implementasi kebijakan hilirisasi.

Dengan kekuatan tersebut, Indonesia tidak lagi berada di bawah tekanan pasar global, melainkan menjadi pemain utama dalam rantai pasok internasional.

Baca juga :

Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Isu Strategis Energi, Muhammad Pradana Indraputra menegaskan bahwa paradigma lama, di mana Indonesia hanya menjadi pemasok bahan mentah dan tunduk pada mekanisme pasar global harus ditinggalkan.

“Dahulu kalau jadi pengusaha, kita selalu ikut pasar. Pasar bilang apa, kita ikut. Namun, sekarang tidak semua barang dagangan tergantung pasar. Komoditas, seperti nikel, batubara, bauksit, semua itu sekarang kita yang pegang,” ujar Pradana dalam keterangannya, dikutip astakom.com, Kamis (24/7).

Pradana mencontohkan kebijakan larangan ekspor batu bara di era pemerintahan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), yang sempat mengguncang pasar dunia dan memicu reaksi cepat dari para pemimpin negara lain.

“Dunia butuh kita,” tegasnya singkat.

Pernyataan ini menandakan bahwa Indonesia telah bertransformasi dari sekadar pemasok menjadi pemegang kendali penting dalam rantai pasok energi global.

Salah satu strategi kunci yang digunakan adalah hilirisasi komoditas tambang, guna menciptakan nilai tambah di dalam negeri dan memperkuat kemandirian ekonomi nasional.

“Kalau kita kirim mentah, lalu beli balik produk olahannya, kita rugi. Sekarang kita paksa pembangunan smelter, pabrik baterai, katoda, sampai stainless steel. Semua ini untuk menciptakan posisi tawar dan kemandirian,” jelas Pradana.

Ia juga menyoroti pentingnya bahan baku seperti nikel dan tembaga dalam transisi energi global. Indonesia, dengan cadangan besar dua komoditas strategis itu, memiliki keunggulan kompetitif yang tidak bisa diabaikan.

“Dari zaman VOC sampai sekarang, polanya enggak berubah. Dahulu rempah-rempah diambil, sekarang tambang yang dikirim mentah. Kita ubah itu. Harus win-win buat Indonesia,” pungkasnya.

Rubrik Sama :

WamenPPPA: Ruang Digital Ramah anak, Bukan Berarti Anak Tak Boleh Menggunakan Teknologi

astakom, Jakarta – Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan menegaskan pentingnya melindungi anak dari berbagai bentuk informasi yang tidak layak,...

Wamenperin Tekankan Penguatan Komponen Lokal Industri Perkeretaapian

astakom, Yogyakarta - Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyatakan, kebutuhan kereta api terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan jalur yang menghubungkan pusat-pusat...

Gus Ipul: Tidak Ada Paksaan dalam Sekolah Rakyat

astakom, Cibinong — Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) merespons dinamika yang terjadi di Sekolah Rakyat, khususnya terkait kabar beberapa siswa dari Sekolah Rakyat...

Bos Forbes Terkesan dengan Kepemimpinan Prabowo, Puji Pemberantasan Korupsi dan Kenaikan Produksi Pertanian

astakom, Jakarta — Presiden RI Prabowo Subianto menerima kedatangan Chairman and Editor in Chief Forbes Malcolm Stevenson Jr atau yang dikenal Steve Forbes di...
Cover Majalah

Update