astakom, Jakarta – Kementerian PPN/Bappenas bersama Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) resmi membentuk Gugus Tugas untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat.
Gugus Tugas ini akan merumuskan kebijakan dan strategi yang tepat sasaran serta mengoordinasikan pelaksanaan program-program Kesos lintas sektor.
Baca juga
“Bahkan mengoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy dalam pertemuan dengan jajaran DNIKS di Jakarta, dikutip astakom.com, Kamis (24/7).
Dalam pertemuan tersebut, Rachmat menugaskan dua perwakilan Bappenas, yakni Taufik dan Staf Khusus Menteri Sukmo Harsono, untuk menjalin komunikasi intensif dengan DNIKS dalam pembentukan Gugus Tugas bersama.
“Jadi betul ini sebagai dapur, namun saya hanya sebatas chef-nya saja, sedangkan juru masaknya ada pada deputi masing-masing,” ujarnya.
Rachmat juga menyinggung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang mencakup 17 program prioritas dan 8 quick wins. Semua ini diarahkan untuk menjawab persoalan utama bangsa secara cepat dan terukur, termasuk peningkatan gizi melalui program MBG (Makanan Bergizi).
“Program ini merupakan bentuk nyata kehadiran negara dalam meningkatkan kualitas generasi penerus, terutama di daerah-daerah yang selama ini masih menghadapi tantangan akses gizi seimbang,” tegas Rachmat.
Dari pihak DNIKS, Ketua Umum Effendy Choirie atau Gus Choi menyambut positif pembentukan Gugus Tugas tersebut. Ia menugaskan Sekjen DNIKS Sudarto dan Dian Novita Susanto sebagai perwakilan dalam tim tersebut.
“Dengan adanya gugus tugas tersebut, maka DNIKS akan mengajak semua elemen yang ada, baik Orsosnas, BK3S, LKKS, Pengusaha dan para filantropi untuk terlibat aktif,” jelas Gus Choi.
Ia juga menyoroti bahwa kolaborasi antara DNIKS dan Bappenas harus terus dijaga dan ditingkatkan. “DNIKS tidak bisa sendiri, begitupun pemerintah tak bisa bekerja sendirian mengatasi masalah sosial,” tambahnya.
Gus Choi turut menyoroti masalah kemiskinan yang belum tertangani secara tuntas. “Nah, mumpung Presiden Prabowo memiliki perhatian serius terhadap masalah kemiskinan. Maka DNIKS-Bappenas harus solid memikirkan strateginya,” ujarnya.
Ia menekankan ironi bahwa meskipun Indonesia disebut sebagai negara paling dermawan di dunia, angka kemiskinan masih tinggi. “Anehnya kemiskinan di Indonesia belum bisa berkurang,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekjen DNIKS Sudarto menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu kunci keluar dari kemiskinan. “Pemberdayaan sosial ini menjadi solusi dalam meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat,” tuturnya.