Rabu, 10 Sep 2025
Rabu, 10 September 2025

Ekonomi Neolib Terbukti Gagal

astakom, Jakarta — Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan kritik tajam terhadap mazhab ekonomi neoliberal dalam pidatonya di acara Hari Lahir ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Rabu malam (23/7). Menurutnya, ide bahwa kekayaan akan “menetes ke bawah” dari orang kaya ke masyarakat luas tidak terbukti dalam kenyataan.

“Pasal 33 kalau kita simak sebetulnya sederhana tapi menggariskan apa-apa yang akan menyelamatkan dan mengamankan negara. Pertama karena begini saudara-saudara, kalau kita bicara negara, kalau kita bicara tujuan negara ya tujuan negara adalah rakyat yang merasa aman, rakyat yang sejahtera, rakyat yang tidak ada kemiskinan, rakyat yang tidak lapar, itu tujuan negara,” ujar Prabowo, dikutip astakom.com, Kamis (24/7).

“Demokrasi penting, demokrasi yang formal, demokrasi yang normatif, tapi rakyat tidak punya rumah yang baik, rakyat yang lapar, anak-anak yang stunting, mereka yang tidak bisa cari pekerjaan, ini bukan tujuan bernegara bagi saya dan bagi semua orang yang waras,” tegasnya.

Ia kemudian mengutip Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan menekankan bahwa pelaksanaannya tercermin dalam Pasal 33.

“Ini pasal 33, ayat 1: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Kekeluargaan, bukan asas konglomerasi. Asas keluarga, asas kekeluargaan. Ya seluruh bangsa Indonesia kita harus diperlakukan sebagai keluarga.”

Prabowo menyatakan bahwa asas kekeluargaan ini bertentangan dengan ajaran neoliberalisme yang membenarkan ketimpangan dengan harapan akan terjadi efek tetesan kekayaan (trickle down effect).

“Ini bertentangan dengan beberapa mazhab-mazhab ekonomi, terutama mazhab ekonomi neoliberal. Karena di masa neoliberal ini menurut mereka, nggak apa-apa kalau yang segelintir orang tambah kaya. Nggak apa-apa, biar segelintir orang tambah kaya. Menurut teori itu, lama-lama kekayaan itu akan menetes ke bawah.”

Kritik terhadap teori trickle down ini sejalan dengan komitmen Prabowo dalam memperkuat ekonomi kerakyatan, sesuai amanat konstitusi.

“Kenyataannya menetesnya lama banget. Menetesnya 200 tahun, sudah mati kita semua itu… jadi itu nggak bener, gak bener, tidak akan netes ke bawah. Bagaimana saudara merasa menetes ke bawah? Setetes pun nggak ya?” ujar Prabowo.

Feed Update

Di hadapan Gus Ipul, Kepsek SRMA 43 Magelang Terharu Cerita Soal Siswa

astakom.com, Magelang - Kepala Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 43 Magelang Sri Redjeki terharu saat bercerita tentang perkembangan para siswanya setelah dua bulan berada...

Khofifah Klarifikasi Isu PHK Massal di Gudang Garam: Itu Program Pensiun Dini

astakom.com, Jakarta – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meluruskan kabar soal pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di PT Gudang Garam Tbk yang sempat...

Kunjungi Majelis Taklim Asobiyah di Ciomas, Legilator Gerindra: Sampaikan Bela Sungkawa dan Santuni Korban

astakom.com, Bogor — Duka mendalam menyelimuti warga Ciomas, Kabupaten Bogor, usai bangunan Majelis Taklim Asobiyah roboh saat digunakan pengajian, Minggu (7/9). Musibah ini menelan...

Sekjen Sugiono Ungkap Arahan Prabowo ke Gerindra, Jangan Sakiti Rakyat

astakom.com, Jakarta - Sekjen DPP Partai Gerindra Sugiono mengungkapkan bahwa Ketua Umum Prabowo Subianto memberi arahan kepada anggota DPR Fraksi Partai Gerindra agar selalu...

Terkini

Viral

Videos