Kamis, 24 Jul 2025
Kamis, 24 Juli 2025

Sekolah Rakyat Jadi Kado Istimewa di Hari Anak Nasional 2025

astakom, Jakarta – Keberadaan Sekolah Rakyat yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto, dinilai sebagai kado istimewa dari negara dalam momentum Hari Anak Nasional (HAN) 2025, yang perayaan puncaknya berlangsung pada hari ini, Rabu (23/7).

Program yang menjadi salah satu prioritas pemerintah ini mendapatkan sorotan positif dari kalangan akademisi karena dinilai mampu menjangkau anak-anak dari kelompok rentan yang selama ini terpinggirkan dari sistem pendidikan formal.

Akademisi dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Syamsul Fatria menilai, Sekolah Rakyat merupakan langkah progresif yang menjawab kebutuhan pendidikan anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

“Sekolah Rakyat adalah bentuk nyata komitmen negara terhadap prinsip inklusivitas dalam pendidikan. Ini bukan sekadar layanan sosial, tapi gerakan untuk memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan hak dasar mereka, yaitu pendidikan yang layak dan bermakna,” ujarnya kepada jurnalis astakom.com, Rabu (23/7).

Menurutnya, keunggulan Sekolah Rakyat terletak pada pendekatannya yang fleksibel dan berbasis kebutuhan lokal. Berbeda dari sistem pendidikan formal yang seragam, Sekolah Rakyat hadir dengan metode yang lebih partisipatif, menyentuh langsung kehidupan anak-anak.

“Di saat kita menghadapi tantangan pendidikan pasca-pandemi, ditambah persoalan urbanisasi dan ketimpangan sosial, model seperti Sekolah Rakyat sangat relevan. Ini bisa menjadi laboratorium sosial yang kemudian diperluas menjadi kebijakan nasional,” ungkapnya .

Berdasarkan laporan resmi Kementerian Sosial (Kemensos), sudah ada 63 Sekolah Rakyat rintisan yang telah beroperasi sejak 14 Juli 2025 lalu. Program Sekolah Rakyat ini menargetkan 100 lokasi di seluruh Indonesia, dengan persebaran terbanyak di Pulau Jawa, yakni sebanyak 48 sekolah.

Syamsul pun berharap program Sekolah Rakyat dapat terus diperluas, yang tentunya dengan evaluasi berkala. Agar tujuan pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan di tanah air melalui pendidikan dapat terealisasi dengan baik.

“Anak-anak itu ada, tapi tidak terlihat oleh sistem. Dengan Sekolah Rakyat, negara mengakui keberadaan mereka dan memberi ruang untuk bertumbuh. Ini sangat penting dalam membangun Indonesia yang inklusif dan adil sosial,” pungkasnya.

Rubrik Sama :

Pay Later, Layanan Praktis yang Bikin Hidup Boros?

Di tengah pesatnya kemajuan teknologi digital, layanan pay later atau bayar nanti makin digemari, khususnya di kalangan generasi muda. Meski menawarkan kemudahan, pola konsumsi tanpa kendali justru menjadi jebakan baru yang mengancam stabilitas finansial kaum milenial dan Gen Z.

Dukung Eks Jamaah Islamiyah Kembali ke Pangkuan NKRI, Wamenag: Buktikan Lewat Aksi

Wakil Menteri Agama (Wamenag) H. R. Muhammad Syafi’i menyatakan dukungannya atas proses reintegrasi mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI) ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pemanfaatan Kembali Gedung Sasana Adirasa Jadi Momentum Pelestarian Budaya Spiritual

astakom, Jakarta — Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia bekerja sama dengan Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menyelenggarakan prosesi Ruwatan...

Tema dan Makna Logo Hari Anak Nasional 2025

astakom, Jakarta - Pemerintah telah menetapkan setiap tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Untuk tahun 2025 ini, Indonesia akan memperingati HAN yang...
Cover Majalah

Update