Rabu, 23 Jul 2025
Rabu, 23 Juli 2025

Program Bansos untuk Janda Diusulkan Lewat Kartu Janda Jakarta

astakom, Jakarta Di tengah pembahasan serius perubahan APBD DKI Jakarta Tahun Anggaran 2025, muncul satu usulan yang mencuri perhatian. Di podium rapat paripurna DPRD DKI Jakarta, Senin (21/7/2025), Wakil Bendahara Fraksi Partai Gerindra, Jamilah Abdul Gani, mengangkat suara untuk satu kelompok yang sering kali luput dari perhatian: para janda.

“Fraksi Gerindra minta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempertimbangkan penerbitan program Kartu Janda Jakarta atau KJJ,” ujarnya tegas di hadapan forum legislatif dan jajaran pemerintah provinsi.

Bukan tanpa alasan. Usulan ini, menurut Jamilah, lahir dari suara-suara nyata masyarakat yang diserap langsung selama masa reses anggota dewan. Banyak di antaranya adalah perempuan yang harus menjalani hari-harinya sendiri, tanpa pasangan, tanpa pekerjaan tetap, dan dengan tanggung jawab rumah tangga yang tak bisa ditunda.

Program Kartu Janda Jakarta (KJJ) diusulkan untuk menyasar perempuan berstatus janda berusia 45–60 tahun, yang tidak bekerja, bertindak sebagai ibu rumah tangga, ditinggal wafat oleh suami, serta telah terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Kartu KJJ diharapkan dapat menjadi instrumen perlindungan sosial yang responsif terhadap kerentanan ekonomi yang dialami kelompok tersebut,” jelas Jamilah.

Lebih dari sekadar wacana bantuan, KJJ membawa pesan kuat: bahwa negara, dalam hal ini pemerintah daerah, hadir untuk semua. Termasuk mereka yang tak selalu terdengar suaranya dalam hiruk-pikuk kebijakan ekonomi.

Jamilah tak menyebut angka pasti nilai bantuan atau bentuk intervensi sosial apa yang akan diberikan. Namun, dengan pengakuan di level resmi bahwa para janda berpenghasilan rendah adalah kelompok rentan yang patut mendapat perhatian khusus, satu langkah penting telah dimulai.

Di tengah kota megapolitan yang terus tumbuh, dengan gedung-gedung menjulang dan lalu lintas yang tak pernah tidur, masih banyak kehidupan sunyi yang berjalan pelan—seperti seorang ibu yang bangun pagi untuk mengurus anaknya sendiri, tanpa bantuan, tanpa upah, dan kadang tanpa perlindungan sosial.

***

Rubrik Sama :

Menjaga Jalan Tetap Aman: Polantas Bone Tertibkan Pelanggar ODOL dan Plat Nomor Tak Sesuai

astakom, Bone — Matahari pagi belum terlalu tinggi ketika petugas Satuan Lalu Lintas Polres Bone mulai bersiaga di Jalan Poros Bone–Wajo, tepatnya di Desa...

PKS Sambut Positif Koperasi Merah Putih Prabowo, Fondasi Ekonomi Adil dari Desa

astakom, Jakarta — Peluncuran 80.000 unit Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih) oleh Presiden Prabowo Subianto di Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7) lalu...

Bea Cukai Aceh Musnahkan 248 Ribu Rokok Ilegal

astakom, Banda Aceh - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Aceh memusnahkan sebanyak 248.668 batang rokok ilegal, di Banda Aceh, Selasa(22/7). Direktorat Jenderal...

Gerakan Pangan Murah di Makassar

astakom, Makassar - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menggelar Gerakan Pangan Murah (GMP), di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (22/7). Gerakan Pangan Murah (GMP) untuk menstabilkan...
Cover Majalah

Update