astakom, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati memaparkan strategi Indonesia dalam menghadapi tantangan pembiayaan pembangunan saat menghadiri Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 di Afrika Selatan.
Dalam forum tersebut, ia menyoroti makin menipisnya dana konsesional yang selama ini menjadi tulang punggung pembangunan di banyak negara, terutama di Afrika.
Baca juga
“Saya menunjukkan bahwa partisipasi modal swasta dapat didorong untuk pembangunan publik, contohnya melalui platform seperti SDG Indonesia One dan Infrast ructure Guarantee Fund,” ujar Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, dikutip astakom.com, Selasa (22/7).
Platform blended finance SDG Indonesia One (SIO) yang dijalankan oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) menjadi salah satu inovasi unggulan. Melalui SIO, pemerintah telah menghimpun investasi sebesar 3,29 miliar dolar AS dari 38 mitra, dengan realisasi saat ini mencapai 396 juta dolar AS.
Selain itu, Indonesia Infrastructure Guarantee Fund (IIGF) menjadi contoh nyata kemitraan antara pemerintah dan swasta (Public-Private Partnership/PPP). IIGF dikelola oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).
Tak hanya itu, dukungan terhadap skema PPP juga hadir melalui berbagai program seperti Project Development Facility (PDF), Viability Gap Fund (VGF), dan Availability Payment untuk proyek-proyek strategis.
Dalam forum G20 tersebut, Sri Mulyani juga mengangkat isu krusial terkait kesenjangan pembiayaan iklim yang terus melebar, seiring dengan dampak perubahan iklim yang makin terasa.
Ia pun menekankan perlunya penguatan lembaga keuangan multilateral, peningkatan pembiayaan konsesional, mobilisasi modal swasta yang lebih cepat, serta pengembangan creative blended finance.
“Saya pun menegaskan komitmen Indonesia untuk terus mengambil peran melalui program-program seperti Dana Pooling Bencana dan asuransi pertanian. Selain itu, keran partisipasi modal swasta juga digerakkan lewat IDXCarbon,” tukasnya.