astakom, Solo — Siapa sangka, perbincangan strategis antar dua presiden bisa terjadi di sebuah gang kecil di Solo. Di Gang Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 Joko Widodo duduk bersisian, bukan di ruang rapat resmi, tapi di sebuah kawasan padat pemukiman, Minggu (20/7).
Pertemuan yang terkesan informal itu ternyata membahas hal-hal besar. Usai acara, Prabowo membocorkan isi perbincangan mereka. Ia menceritakan bagaimana Jokowi mengikuti perkembangan kunjungan diplomatiknya ke berbagai negara.
Baca juga
“Saya cerita berkeliling, ya beliau mengikuti juga rupanya. Saya ceritakan terobosan-terobosan yang kita dapat kemarin terutama dengan Uni Eropa,” kata Prabowo Subianto usai pertemuan.
Menurut Prabowo, Jokowi cukup antusias mendengar capaian terbaru Indonesia. Apalagi, perundingan dengan Uni Eropa yang telah berlangsung sejak masa kepemimpinan Jokowi akhirnya membuahkan hasil.
“10 tahun perundingan akhirnya tembus. Kemudian saya ceritakan pertemuan-pertemuan di Brazil, BRICS. Kemudian juga pembicaraan-pembicaraan di Perancis,” ungkap Prabowo.
Tak hanya itu, Prabowo juga mengisahkan perjalanannya ke negara-negara lain, termasuk Inggris dan Belarus, yang disebutnya penuh dengan potensi kerja sama baru.
“Di London saya ketemu dengan beberapa pejabat dan dengan Presiden Trump. Ya, alhamdulillah dapat hasil-hasil yang lumayan, yang cukup bagus. Saya juga mampir di Belarus,” sambungnya.
Negara-negara tersebut, menurut Prabowo, tengah membutuhkan banyak komoditas dari Indonesia.
“Mereka punya potensi, mereka butuh karet kita, mereka butuh banyak komoditas kita. Dan ternyata cokelat, harga cokelat dunia lagi sangat tinggi dan banyak berharap cokelat dari kita.”
Namun Prabowo juga mengingatkan pentingnya langkah cepat untuk memperkuat sektor tersebut.
“Tapi kita juga harus segera pembibitan baru, peremajaan baru. Ini kita sudah akan lakukan.”
Ia menutup dengan menyebut penyebab krisis cokelat global yang tengah terjadi, memberi konteks penting bagi langkah Indonesia ke depan.
“Mungkin wabah, ya, wabah yang merusak banyak pohon-pohon cokelat di Amerika Latin dan di Afrika. Saya kira itu yang saya ceritakan,” kata Prabowo mengakhiri penjelasannya.
Dari sebuah gang sempit di Solo, pembicaraan dua presiden ini mencerminkan betapa diplomasi tidak melulu harus di panggung megah. Kadang, keputusan besar bermula dari obrolan hangat di tengah rakyat.