Sabtu, 6 Sep 2025
Sabtu, 6 September 2025

Indonesia Masih Punya Peluang Negosiasi Tarif Impor dengan AS

astakom, Jakarta – Penurunan tarif impor produk Indonesia ke Amerika Serikat dari 32 persen menjadi 19 persen dipandang sebagai langkah maju yang signifikan. Namun peluang Indonesia untuk menekan tarif tersebut lebih rendah lagi masih terbuka lebar.

Menurut ekonom UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, hubungan dagang Indonesia-AS saat ini berada dalam posisi yang lebih stabil dan kondusif untuk melanjutkan negosiasi perdagangan.

“Saya melihat dengan penurunan ini kita tidak akan diganggu oleh ancaman Donald Trump lagi. Karena kita juga sudah memberi pemanis dengan kita membeli USD15 miliar dolar untuk energi, USD4,7 untuk sektor pertanian, dan 50 pesawat Boeing,” ujar Achmad dalam keterangannya, dikutip astakom.com, Minggu (20/7).

Ia menyebut bahwa langkah-langkah strategis Indonesia dalam memenuhi kepentingan ekonomi Amerika Serikat merupakan modal penting untuk membuka ruang negosiasi tambahan terkait tarif.

Achmad juga menekankan bahwa skenario ideal dalam hubungan dagang bilateral adalah penghapusan tarif secara menyeluruh antara kedua negara.

“Memang idealnya dalam perdagangan internasional adalah 0-0, 0-0. Artinya kedua negara sama-sama tak mengenakan tarif. Kita memperoleh manfaat, Amerika juga memperoleh manfaat,” jelasnya.

Meski mengapresiasi capaian terkini dalam negosiasi perdagangan, ia menegaskan bahwa capaian tersebut belum merupakan garis akhir. Justru sebaliknya, Indonesia perlu terus membangun diplomasi ekonomi secara aktif untuk mengamankan skema perdagangan yang lebih kompetitif.

“Karena kita ingin mendapatkan manfaat yang lebih besar, saya kira strategi negosiasi ke depan tetap harus dilanjutkan. Tujuannya agar kita bisa mencapai skenario ideal tarif nol, yang bisa disebut sebagai kemenangan sempurna,” tegasnya.

Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat memutuskan menurunkan tarif impor terhadap sejumlah produk Indonesia menjadi 19 persen, dari sebelumnya ditetapkan oleh Presiden AS, Donald Trump sebesar 32 persen.

Kebijakan ini disambut baik oleh berbagai pihak karena dinilai mampu meningkatkan daya saing produk nasional di pasar AS dan memperkuat ekspor sektor manufaktur dan industri padat karya.

Dengan strategi diplomasi ekonomi yang berkelanjutan, Indonesia kini dihadapkan pada peluang untuk membentuk hubungan dagang bebas hambatan yang lebih saling menguntungkan dengan AS.

Feed Update

Prabowo Tiba di Tanah Air Rabu Malam, Kembali dari Kunjungan Kerja di Tiongkok

astakom.com, Jakarta — Presiden RI Prabowo Subianto tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, pukul 21.00 WIB pada Rabu (3/9) malam, usai menghadiri perayaan 80 Tahun...

Peci Hitam Presiden Prabowo di Parade Militer China

astakom.com, China - Sebuah pemandangan unik saat Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri Parade Militer Hari Kemenangan Tiongkok 2025, yang digelar untuk memperingati 80...

Prabowo Jadi Tamu Hari Kemenangan Tiongkok, Bersanding dengan Xi Jinping hingga Putin

astakom.com, Beijing — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menghadiri Perayaan 80 Tahun Kemenangan Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok yang digelar di Tian’anmen, Beijing, Republik Rakyat...

Diplomat RI di Peru Meninggal Dunia dan Respon Menlu Sugiono

astakom.com, Jakarta – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyampaikan dukacita atas meninggalnya Penata Kanselerai Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lima, Zetro Leonardo Purba, di Lima,...

Terkini

Viral

Videos