Minggu, 20 Jul 2025
Minggu, 20 Juli 2025

Indonesia Masih Punya Peluang Negosiasi Tarif Impor dengan AS

astakom, Jakarta – Penurunan tarif impor produk Indonesia ke Amerika Serikat dari 32 persen menjadi 19 persen dipandang sebagai langkah maju yang signifikan. Namun peluang Indonesia untuk menekan tarif tersebut lebih rendah lagi masih terbuka lebar.

Menurut ekonom UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, hubungan dagang Indonesia-AS saat ini berada dalam posisi yang lebih stabil dan kondusif untuk melanjutkan negosiasi perdagangan.

“Saya melihat dengan penurunan ini kita tidak akan diganggu oleh ancaman Donald Trump lagi. Karena kita juga sudah memberi pemanis dengan kita membeli USD15 miliar dolar untuk energi, USD4,7 untuk sektor pertanian, dan 50 pesawat Boeing,” ujar Achmad dalam keterangannya, dikutip astakom.com, Minggu (20/7).

Ia menyebut bahwa langkah-langkah strategis Indonesia dalam memenuhi kepentingan ekonomi Amerika Serikat merupakan modal penting untuk membuka ruang negosiasi tambahan terkait tarif.

Achmad juga menekankan bahwa skenario ideal dalam hubungan dagang bilateral adalah penghapusan tarif secara menyeluruh antara kedua negara.

“Memang idealnya dalam perdagangan internasional adalah 0-0, 0-0. Artinya kedua negara sama-sama tak mengenakan tarif. Kita memperoleh manfaat, Amerika juga memperoleh manfaat,” jelasnya.

Meski mengapresiasi capaian terkini dalam negosiasi perdagangan, ia menegaskan bahwa capaian tersebut belum merupakan garis akhir. Justru sebaliknya, Indonesia perlu terus membangun diplomasi ekonomi secara aktif untuk mengamankan skema perdagangan yang lebih kompetitif.

“Karena kita ingin mendapatkan manfaat yang lebih besar, saya kira strategi negosiasi ke depan tetap harus dilanjutkan. Tujuannya agar kita bisa mencapai skenario ideal tarif nol, yang bisa disebut sebagai kemenangan sempurna,” tegasnya.

Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat memutuskan menurunkan tarif impor terhadap sejumlah produk Indonesia menjadi 19 persen, dari sebelumnya ditetapkan oleh Presiden AS, Donald Trump sebesar 32 persen.

Kebijakan ini disambut baik oleh berbagai pihak karena dinilai mampu meningkatkan daya saing produk nasional di pasar AS dan memperkuat ekspor sektor manufaktur dan industri padat karya.

Dengan strategi diplomasi ekonomi yang berkelanjutan, Indonesia kini dihadapkan pada peluang untuk membentuk hubungan dagang bebas hambatan yang lebih saling menguntungkan dengan AS.

Rubrik Sama :

Arab Saudi Berduka, “Sleeping Prince” Meninggal usai Koma 20 Tahun

astakom, Pangeran Al Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud, yang dikenal sebagai "Pangeran Tidur", meninggal dunia setelah koma selama lebih dari dua dekade...

Indonesia Kutuk Serangan Israel di Sweida, Serukan Gencatan Senjata Permanen di Suriah

Pemerintah Indonesia menyampaikan keprihatinan mendalam atas memburuknya situasi keamanan di Sweida, Suriah, yang telah menyebabkan jatuhnya banyak korban sipil.

Israel Bombardir Suriah, Klaim Dukung Suku Druze di Tengah Perang Sektarian

Militer Israel meluncurkan serangan udara ke sebuah area di dekat istana kepresidenan Suriah di Damaskus pada Rabu (16/7).

PCO Pastikan Prabowo Hadiri Sidang Umum PBB

Presiden RI Prabowo Subianto dijadwalkan akan menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang akan berlangsung pada September mendatang.
Cover Majalah

Update