astakom, Jakarta – Di tengah tantangan dunia kerja yang semakin kompleks, sekolah vokasi kini diharapkan menjadi solusi strategis untuk mencetak generasi muda yang siap pakai.
Dukungan terhadap penguatan sekolah vokasi, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dinilai krusial untuk menurunkan angka pengangguran dan mendorong laju ekonomi nasional.
Baca juga :
Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.
“Peningkatan kualitas dan keterhubungan sekolah vokasi seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus konsisten direalisasikan untuk menekan angka pengangguran di tanah air,” ujar Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, Rabu (16/7).
Pernyataan itu senada dengan langkah yang tengah ditempuh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Menteri Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa pihaknya tengah merancang format baru SMK dengan masa belajar empat tahun, sebagai upaya serius menyiapkan lulusan yang lebih kompeten dan siap memasuki dunia kerja.
“Selain menyiapkan SMK empat tahun, pihaknya juga mempersiapkan SMK yang langsung bermitra dengan unit-unit bisnis, sehingga saat masih duduk di SMK para siswa sudah memiliki ikatan kerja,” jelas Mu’ti dalam agenda di Nusa Tenggara Barat, Senin (14/7).
Langkah ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan data BPS per Februari 2025, tingkat pengangguran terbuka (TPT) tertinggi justru terjadi di kalangan lulusan SMK, yakni sebesar 8 persen.
Angka ini menjadi cerminan bahwa sistem pendidikan vokasi masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam membekali siswa dengan keterampilan yang benar-benar dibutuhkan pasar.
Lestari atau akrab disapa Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil Jawa Tengah II (Kudus, Demak, Jepara), menekankan bahwa semua kebijakan peningkatan mutu pendidikan vokasi harus dilandasi perencanaan yang matang dan keberlanjutan program.
“Di tengah dinamika perekonomian dunia yang dipengaruhi sejumlah faktor, dibutuhkan kejelian membaca peluang dan komitmen semua pihak dalam memanfaatkan peluang tersebut dengan baik,” ujarnya.
Tidak hanya dari sisi pendidikan, Rerie juga mendorong agar pemerintah membangun ekosistem perekonomian yang mampu membuka lebih banyak lapangan kerja. Dunia usaha yang sehat, menurutnya, akan menjadi tempat penyaluran lulusan SMK secara maksimal.
“Dengan semakin bertumbuhnya dunia usaha dan lahirnya lulusan SMK yang memiliki kompetensi, diharapkan mampu menekan angka pengangguran sekaligus ikut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya.
Bagi banyak pelajar dan keluarga mereka, sekolah vokasi kini bukan sekadar tempat menimba ilmu, tetapi juga menjadi jembatan harapan menuju masa depan yang lebih cerah dan mandiri.