astakom, Jakarta – Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf atau yang karib disapa Gus Ipul menegaskan bahwa Program Sekolah Rakyat yang mulai beroperasi secara serentak pada hari ini merupakan wujud nyata komitmen negara dalam menciptakan kesetaraan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
“Sekolah Rakyat mengedepankan kesetaraan kesempatan, bukan kesenjangan sosial, menumbuhkan solidaritas, bukan kompetisi yang timpang. Sekolah Rakyat melahirkan pemungkin-pemungkin baru, mereka yang tidak harus sama dengan nasib orang tuanya,” ujar Gus Ipul, dikutip astakom.com, Senin (14/7).
Baca juga
Ia menambahkan bahwa pendekatan pendidikan dalam Sekolah Rakyat bertujuan menumbuhkan kecerdasan kolektif, bukan hanya fokus pada individu semata.
“Sekolah Rakyat mendorong kecerdasan kolektif, bukan individualisme sempit,” kata Mensos.
Menurutnya, keberhasilan Sekolah Rakyat tak mungkin terwujud tanpa kerja sama dari berbagai pihak. Ia menyebut adanya kolaborasi besar yang melibatkan lintas kementerian dan lembaga negara, sebagai pelaksana dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2025.
“Kami tidak sendirian, tapi ini ada tim besar, bahkan Presiden mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 8 tahun 2025, di mana tugas ini diberikan secara bersama-sama,” ungkapnya.
Dalam penjelasannya, Gus Ipul memaparkan trilogi Sekolah Rakyat yang dirumuskan oleh Tim Formatur. Pertama, memuliakan wong cilik atau masyarakat kecil yang selama ini kerap terpinggirkan.
“Istilahnya mereka kaum dhuafa. Mereka yang terlupakan, mereka yang suaranya nyaris tidak terdengar, mereka yang papa, yang memiliki anak-anak putus sekolah, belum sekolah, dan bahkan berpotensi untuk tidak sekolah,” paparnya.
Memuliakan wong cilik, lanjut Gus Ipul, berarti memberikan penghormatan, fasilitas unggulan, dan pelayanan terbaik agar mereka memiliki kepercayaan diri dan merasa berdaya, semuanya difasilitasi oleh negara. Trilogi kedua adalah menjangkau yang belum terjangkau.
“Sekolah Rakyat menyentuh lapisan masyarakat paling bawah, mereka yang selama ini tertinggal, tidak terbawa dalam proses pembangunan, dan menjangkau mereka yang tidak mampu bersaing,” jelasnya.
Sementara trilogi ketiga menekankan pentingnya harapan dan perubahan nasib melalui pendidikan. “Sekolah Rakyat memungkinkan yang tidak mungkin menjadi mungkin, dengan memberikan harapan, menumbuhkan asa, serta membantu mengubah mimpi menjadi kenyataan,” ujar Gus Ipul.
Sekolah Rakyat merupakan program strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Sekolah ini gratis, berasrama, dan mencakup jenjang SD, SMP, hingga SMA.
Selain pelajaran akademik formal di siang hari, siswa juga akan dibekali pendidikan karakter, nilai-nilai agama, kepemimpinan, dan keterampilan hidup pada malam hari sebagai bagian dari kurikulum Sekolah Rakyat.