astakom, Jakarta – Direktur Utama Perum Bulog, Mayjen TNI Ahmad Rizal menegaskan pihaknya tidak akan membuka keran impor beras pada tahun 2025. Ia menyampaikan, bahwa keputusan ini sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto untuk mengutamakan penyerapan hasil panen petani dalam negeri.
“Kami tidak akan melaksanakan impor, sesuai dengan arahan pimpinan, Bapak Presiden bahwa dimaksimalkan (penyerapan hasil panen petani dalam negeri), tidak ada impor,” kata Rizal dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, dikutip astakom.com, Senin (14/7).
Baca juga
Rizal menyebutkan, hingga pertengahan Juli 2025, total pengadaan beras dalam negeri telah mencapai 2.765.051 ton. Dari jumlah itu, sekitar 3,7 juta ton berasal dari gabah kering panen (GKP) yang kemudian dikonversi menjadi 726 ribu ton beras siap konsumsi.
“Pengadaan gabah menyumbang sekitar 75 persen dari total realisasi pengadaan beras, yang mencerminkan fokus strategis Bulog dalam mendukung petani secara langsung,” jelasnya.
Selain pengadaan, Rizal juga memaparkan kondisi terkini cadangan beras nasional. Per 14 Juli 2025, cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai 4.237.120 ton, ditambah dengan stok komersial sebesar 14.139 ton. Dengan demikian, total stok nasional berada di angka 4.251.259 ton.
Ia menegaskan bahwa jumlah tersebut mencukupi untuk memenuhi berbagai program pemerintah, termasuk bantuan pangan dan operasi pasar, tanpa harus mengandalkan impor.
Langkah ini dinilai sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan mendukung kesejahteraan petani lokal, sekaligus menjaga stabilitas harga di tengah tantangan inflasi.