astakom, Jakarta — Setelah melewati proses negosiasi panjang selama satu dekade, Indonesia dan Uni Eropa akhirnya menyepakati Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA). Kesepakatan ini disebut sebagai tonggak penting dalam hubungan ekonomi kedua pihak.
Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi contoh ideal bagaimana negara-negara semestinya membangun kemitraan strategis, khususnya dalam bidang perdagangan dan investasi.
“Saya ingin menyampaikan bahwa hari ini kita telah mencapai sebuah terobosan. Setelah sepuluh tahun negosiasi, kita telah mencapai kesepakatan untuk memiliki perjanjian kemitraan ekonomi yang komprehensif, yang pada dasarnya adalah perjanjian perdagangan bebas,” kata Prabowo dalam konferensi pers bersama Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen di Brussels, Minggu (13/7) kutip astakom.com
“Tidak ada lagi poin ketidaksepakatan antara Uni Eropa dan Indonesia. Ini adalah pencapaian besar yang sangat saya syukuri,” sambungnya.
Menurut Prabowo, IEU-CEPA merupakan bentuk perjanjian perdagangan bebas yang tidak hanya bersifat saling menguntungkan, tetapi juga mengakomodasi kepentingan strategis masing-masing pihak. Ia menekankan pentingnya kerja sama ini dalam menciptakan stabilitas ekonomi dan geopolitik global.
“Eropa adalah pemimpin dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan keuangan. Sementara Indonesia memiliki sumber daya strategis. Kolaborasi ini akan menjadi kontribusi besar bagi stabilitas dunia,” ujar Prabowo.
Presiden juga menyatakan bahwa Indonesia sangat menghargai kawasan Eropa, dan ingin melihat peran serta yang lebih besar dari Eropa dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
Senada dengan Presiden Prabowo, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen menyebut kesepakatan IEU-CEPA membuka akses pasar yang lebih luas dan memperkuat kerja sama di berbagai sektor vital.
“Perjanjian ini akan menciptakan peluang besar di sektor pertanian, otomotif, jasa, serta memperkuat rantai pasok bahan baku penting untuk transisi energi dan digital,” ujar Ursula.
Ia menekankan bahwa pendekatan Eropa dalam kemitraan ekonomi selalu berlandaskan pada tanggung jawab sosial dan lingkungan.
“Kami menginginkan pasokan yang tidak hanya aman, tetapi juga bertanggung jawab, menghormati lingkungan, masyarakat lokal, serta menciptakan lapangan kerja yang layak,” ujarnya.
Prabowo menambahkan bahwa proses negosiasi ini telah menghasilkan banyak kemajuan signifikan. Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada para menteri dan komisioner yang berhasil merumuskan terobosan strategis.
“Kepentingan kita ternyata saling melengkapi. Ini bukti bahwa kolaborasi yang jujur dan saling menghormati bisa menghasilkan manfaat besar,” ungkap Prabowo.
Ursula menegaskan, kesepakatan ini adalah bukti kuat bahwa kemitraan jangka panjang berbasis kepercayaan dan nilai-nilai bersama masih relevan di tengah ketidakpastian global.
“Bersama, kita menunjukkan komitmen terhadap hubungan yang dapat diprediksi, transparan, dan saling menguntungkan,” ucapnya.
Menutup pernyataannya, Presiden Prabowo mengusulkan agar penandatanganan implementasi IEU-CEPA nantinya dilaksanakan di Brussels sebagai simbol komitmen bersama.
“Itu juga akan memberi saya alasan untuk kembali berkunjung ke kota ini,” tuturnya sambil tersenyum.
Di tengah tekanan Amerika Serikat, Indonesia akhirnya menemukan mitra kerja sama tanpa tekanan antara Indonesia dan Uni Eropa.
Hingga akhirnya menghasilkan kesepakatan peluang ekonomi besar di berbagai sektor sekaligus memperkuat rantai pasok bahan baku penting untuk transisi energi dan digital.
.