astakom, Jakarta – Pemerintah Indonesia akan meluncurkan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih pada 19 Juli 2025 mendatang. Peluncuran program yang menjadi gagasan besar Presiden RI Prabowo Subianto ini dilakukan dalam momentum Hari Koperasi Nasional ke-78, yang jatuh pada hari ini, Sabtu (12/7).
Chief Economist Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Ariyo Irhamna menilai peluncuran inisiatif Koperasi Merah Putih sebagai momentum krusial dalam membangun ulang fondasi ekonomi rakyat Indonesia, yang bebasis pada kolektivitas, gotong royong, dan kemandirian usaha di desa, sebagai grass root.
Baca juga
“Ini adalah langkah besar yang mengafirmasi peran ekonomi rakyat berbasis kolektivitas, gotong royong, dan kemandirian usaha lokal,” ujar Ariyo dalam keterangannya tertulisnya, dikutip yang dikutip astakom.com, Sabtu (12/7).
Menurutnya, kebijakan ini dapat menjadi tonggak penting dalam mengakhiri marginalisasi koperasi dari arsitektur ekonomi nasional. “Langkah ini harus dilihat sebagai titik balik dari pendekatan kebijakan yang selama ini cenderung meminggirkan koperasi dalam arsitektur ekonomi nasional,” terangnya.
Ia menyoroti bahwa selama ini banyak kebijakan terhadap koperasi cenderung bersifat seremonial dan berorientasi jangka pendek, tanpa keberanian untuk membangun model yang berkelanjutan dan profesional.
“Indonesia tak kekurangan semangat kolektif dan semangat gotong royong. Yang kurang adalah keberanian untuk keluar dari jebakan pendekatan programatik jangka pendek dan seremonial menuju pembangunan koperasi yang profesional, sehat, dan berdaya saing tinggi,” tegasnya.
Ariyo optimistis, dengan model kebijakan baru yang diterapkan dalam Koperasi Merah Putih, koperasi-koperasi anggota akan mendapatkan sejumlah keuntungan strategis. Di antaranya adalah akses pembiayaan yang lebih sehat, layanan manajemen terpadu, serta integrasi ke dalam rantai nilai yang lebih kokoh.
“Model seperti ini telah terbukti berhasil di negara lain. Selain itu sudah ada beberapa contoh sukses dari model integrasi koperasi dan perusahaan jasa keuangan,” jelas Ariyo.
HIPMI melihat bahwa integrasi koperasi dengan sistem keuangan formal dan rantai pasok industri dapat menciptakan ekosistem usaha yang tidak hanya inklusif, tetapi juga kompetitif secara global. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor akar rumput.
Sebagai informasi, Koperasi Merah Putih sendiri dirancang memiliki tujuh unit bisnis utama, yaitu:
- Kantor koperasi
- Apotek
- Klinik
- Unit usaha simpan pinjam
- Pengadaan sembako
- Pergudangan atau cold storage
- Layanan logistik
Namun demikian, model bisnis koperasi bisa disesuaikan dengan potensi lokal dan kebutuhan masyarakat setempat. Program strategis nasional ini ditujukan untuk memangkas rantai pasok pangan, memperkuat ekonomi desa, dan mendorong peningkatan pendapatan serta penyerapan tenaga kerja.
Pemerintah juga menargetkan koperasi ini menjadi wadah peningkatan penjualan produk lokal secara berkelanjutan.