astakom, Surabaya – Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut (Kadislitbangal) Laksma TNI Mulyatna hadir secara langsung menyaksikan Upacara Penutupan Pendidikan (Tupdik) dan Wisuda Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) tahun akademik 2025.
Upacara dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali di Auditorium Gedung Pulau Marore, Kampus Prajurit Teknokrat STTAL, Bumimoro, Surabaya, Kamis (10/7).
Tahun ini, STTAL meluluskan 99 mahasiswa dari tiga jenjang pendidikan:
* 10 wisudawan program Magister Angkatan 11,
* 34 wisudawan program Sarjana Angkatan 44,
* dan 55 wisudawan program Diploma 3 Angkatan 18.
Lulusan terbaik dari masing-masing program berhasil menampilkan inovasi dan kontribusi konkret bagi pengembangan teknologi pertahanan laut Indonesia:
* Mayor Laut (T) Syafrizal Irfan, lulusan terbaik Magister Prodi S-2 Asro, dengan tugas akhir: “Sustainability Naval Logistic Dalam Mendukung Operasional SSAT di Laut Natuna Utara.”
* Lettu Laut (S) Murdianto, lulusan terbaik Sarjana Prodi S-1 Teknik Manajemen Industri, dengan karya ilmiah: “Readiness Assessment Percepatan Transformasi Digital pada Sistem Pembekalan Koarmada II.”
* Sertu Keu M. Alfin Novendar, terbaik dari Diploma 3 Prodi D-3 Teknik Informatika, dengan judul: “Rancang Bangun Sistem Informasi Beban Kerja Dosen STTAL Berbasis Website.”
Dalam amanatnya, Laksamana Muhammad Ali menekankan bahwa acara wisuda ini merupakan perwujudan nyata dari visi STTAL untuk mencetak teknokrat matra laut yang strategis, analitis, dan adaptif terhadap kemajuan teknologi.
“Selamat dan bangga kepada seluruh wisudawan atas keberhasilan menyelesaikan pendidikan di STTAL. Ini merupakan capaian luar biasa yang lahir dari pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran,” ujar Kasal.
Ucapan apresiasi khusus juga disampaikan kepada para keluarga dan istri wisudawan yang telah memberikan dukungan penuh selama masa pendidikan.
Kasal menutup pesannya dengan dorongan kepada para lulusan untuk terus belajar dan mengembangkan diri dalam menghadapi dinamika strategis yang cepat berubah.
“Jangan pernah merasa cukup dengan pencapaian saat ini. Dunia terus bergerak, dan kita wajib menjadi bagian dari perubahan itu dengan kesiapan dan keunggulan kompetensi,” tutupnya.