astakom, Jakarta – Menteri Kebudayaan Fadli Zon, menegaskan Pacu Jalur sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) asli Indonesia harus dipromosikan ke seluruh dunia.
Menurut Fadli Zon, tradisi Pacu Jalur telah lama ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia. Pacu Jalur tercatat sebagai WBTb Indonesia berdasarkan SK Penetapan nomor 186/M/2015 berasal dari Provinsi Riau.
Baca juga
”Penetapan ini bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum dan pengakuan nasional terhadap budaya lokal,” tutur Fadli dalam taklimat media, di Jakarta, Rabu (9/7).
Tradisi Pacu Jalur, lomba perahu tradisional khas masyarakat Kuantan Singingi, Provinsi Riau, menarik perhatian publik, tidak hanya di tingkat nasional, namun juga di dunia internasional.
Perhatian ini dipicu oleh viralnya aksi anak-anak yang memegang peran sebagai penari pacu atau anak coki, yakni penari di haluan perahu, yang menampilkan gerakan ritmis memutar tangan dan mengayunkan tubuh saat perahu melaju di atas Sungai Batang Kuantan.
Fadli juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah setempat. “Kita sangat apresiasi, menghargai apa yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuangsing) dengan Pacu Jalur yang sudah menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia sejak tahun 2015,” tutur Fadli, dalam keterangan dikutip astakom.com, Kamis (10/7).
Lebih dari sekadar olahraga air, Pacu Jalur merupakan ekspresi budaya yang sarat nilai-nilai spiritual, sosial, dan historis. Pacu Jalur berasal dari kata pacu yang berarti lomba atau kejar dan jalur yang merujuk pada perahu kayu sepanjang 25-40 meter memuat 50-73 orang pendayung.
Proses pembuatan jalur melibatkan ritual adat dan semangat gotong royong, mencerminkan nilai budaya yang hidup dan mengakar kuat pada masyarakat Kuantan Singingi.
Taklimat media dihadiri langsung oleh Rayyan Arkan Dikha, penari pacu yang menjadi sorotan publik usai muncul di media sosial. Disinggung oleh awak media mengenai perasaannya dikenal hingga mancanegara, anak laki-laki kelas 5 SD ini sampaikan rasa bangga.
“Perasaan (saya) gembira mengetahui viral mendunia,” ucap Rayyan Arkan Dikha atau yang biasa dipanggil Dikha.
Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi terus berupaya mengembangkan Pacu Jalur sebagai bagian dari ekosistem kebudayaan dan pariwisata daerah.
Apresiasi turut disampaikan langsung oleh Bupati Kuantan Singingi, Suhardiman Amby, kepada Menteri Kebudayaan yang telah memberi ruang bagi Pacu Jalur untuk dilestarikan dan dipromosikan lebih luas di kancah global.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Menteri yang sudah memberikan ruang kepada kami untuk menyampaikan langsung sebuah budaya yang sudah mentradisi di Provinsi Riau dan ini menjadi milik Indonesia,” tegas Bupati Kuansing.
Bupati Suhardiman juga menceritakan perjalanan Pacu Jalur dari masa ke masa. “Tahun ini Pacu Jalur mencapai usia 120 tahun dan pertama kali diperkenalkan pada masa penjajahan Belanda tahun 1905,” jelasnya.
“Awalnya jalur digunakan untuk mengangkut kebutuhan sehari-hari, kemudian tradisi ini berkembang menjadi perlombaan perahu yang dipersembahkan untuk Ratu Wilhelmina setiap tahunnya pada 31 Agustus.”
”Setelah Indonesia merdeka, Pacu Jalur berubah fungsi menjadi ajang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang rutin diselenggarakan setiap bulan Agustus dan kini menjadi agenda nasional,” tambahnya.
Lebih lanjut, Menbud menambahkan, tradisi Pacu Jalur yang kini mendunia merupakan bukti bahwa kearifan lokal Indonesia memiliki daya saing dan daya tarik yang tinggi di mata dunia.
“Ini adalah satu ekspresi budaya yang memang diharapkan bisa menginternasionalisasikan ekspresi budaya kita,” tegas Fadli.
Fadli Zon, kembali menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan yang akan berupaya untuk memperjuangkan Pacu Jalur sebagai WBTb dunia.
“Memang antrian cukup banyak, namun ini merupakan bagian dari tradisi budaya yang panjang ratusan tahun. Kita harapkan bisa kita perjuangkan, kita buatkan kajian, naskah akademik, serta dossier. Dengan informasi yang ada akan lebih mudah untuk kita daftarkan,” ujar Menbud dengan optimis.