astakom, Jakarta – Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI Angkatan Udara menorehkan sejarah baru dalam dunia militer Indonesia. Untuk pertama kalinya, satuan elite ini berhasil menguasai teknik terjun menggunakan wingsuit, sebuah teknologi terbang canggih yang memungkinkan penerjun meluncur di udara dengan presisi tinggi.
Dalam debut perdananya, sebanyak 10 prajurit Kopasgat tampil memukau dengan formasi terjun 4-3-3. Mereka tak sekadar melayang di udara, tapi juga menunjukkan keterampilan, keberanian, dan kerja sama tim yang solid dalam manuver udara ekstrem.
Baca juga
Teknologi Terjun Senyap: Apa Itu Wingsuit?
Wingsuit—dikenal juga sebagai squirrel suit—adalah pakaian khusus yang menghubungkan lengan, tubuh, dan kaki dengan membran elastis. Teknologi ini memungkinkan penggunanya meluncur dengan kecepatan dan arah yang terkontrol sebelum membuka parasut. Mobilitas tinggi dan kemampuan menyusup secara senyap menjadikan wingsuit alat yang sangat berharga dalam misi militer modern.
Meski kini dianggap sebagai simbol kecanggihan, sejarah wingsuit bermula dari tragedi. Pada 1912, Franz Reichelt tewas saat menguji versi awal wingsuit di Menara Eiffel. Namun desain modern baru benar-benar dikembangkan pada 1990-an oleh Patrick de Gayardon, atlet asal Prancis yang kemudian membuka jalan bagi pemanfaatan wingsuit secara profesional, termasuk di kalangan militer.
Lompatan Strategis Kopasgat
Komandan Wing Komando I Kopasgat, Kolonel Pas Helmi A. Nange, mengatakan kemampuan ini memberikan keunggulan taktis luar biasa dalam berbagai skenario operasi.
“Wingsuit memungkinkan pasukan kami melakukan infiltrasi senyap dengan jangkauan lebih jauh, akurasi tinggi, dan minim deteksi,” ujar Kolonel Helmi dalam pernyataan tertulis kutip astakom.com, Minggu (6/7).
Inisiatif pelatihan wingsuit ini digagas langsung oleh Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI M. Tonny Harjono, dan dilaksanakan di bawah pengawasan Komandan Kopasgat, Marsekal Muda TNI Deny Muis.
Pelatihan Intensif dengan Standar Internasional
Agar pelatihan berjalan sesuai standar global, Kopasgat mendatangkan dua instruktur wingsuit berpengalaman asal Australia: Ben “Dicko” Dixon dan Tahi-Paul Monroe. Keduanya dikenal luas di kalangan penerjun militer dan sipil internasional.
Pelatihan digelar di Lanud Atang Sendjaja, Bogor, dengan dukungan alutsista modern seperti pesawat CN-295 (Skadron Udara 2), C-130 Hercules (Skadron Udara 31), dan helikopter Super Puma NAS-332 (Skadron Udara 6).
Unjuk Kebolehan di Latihan Bergengsi
Tim wingsuit Kopasgat tak hanya berlatih, tetapi juga telah tampil dalam sejumlah latihan bergengsi, seperti Trisula Perkasa, Angkasa Yudha, dan Fire Power Demo TNI gabungan. Di setiap kesempatan, mereka menunjukkan manuver bebas dari ketinggian ekstrem dengan tingkat akurasi dan keselamatan tinggi.
Apresiasi Presiden Prabowo
Prestasi ini tak luput dari perhatian Presiden RI Prabowo Subianto. Saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo secara khusus mengapresiasi kemampuan Kopasgat saat dirinya dikukuhkan sebagai Warga Kehormatan satuan tersebut pada 14 Maret 2023 di Bandung.
“Kopasgat telah menunjukkan transformasi sebagai satuan elite berkemampuan lintas dimensi, siap menjawab tantangan pertahanan modern,” ujar Prabowo kala itu.
Formasi 4-3-3: Simbol Kesiapan Tempur
Formasi terjun 4-3-3 yang diperagakan dalam debut wingsuit bukan hanya atraksi. Ini merupakan manuver tempur strategis yang relevan untuk misi di wilayah ekstrem—mulai dari hutan lebat, pegunungan, hingga zona perang dengan tingkat pengawasan tinggi.
Garda Terdepan Operasi Udara Modern
Dengan penguasaan wingsuit, Kopasgat semakin kokoh sebagai garda terdepan dalam operasi udara modern. Mereka kini siap menghadapi beragam misi strategis, termasuk penanggulangan terorisme, sabotase udara, dan pengintaian rahasia.
“Capaian ini menjadikan Kopasgat ikon kekuatan operasi udara modern di kawasan,” tutup Kolonel Helmi.
