astakom, Jakarta – Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2026 mencapai 5,2 hingga 5,8 persen, sebagaimana tercantum dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa untuk mencapai target tersebut, seluruh komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) harus ditingkatkan secara signifikan.
Baca juga
“Kalau 2026, kami menyebutkan di KEM PPKF target growth antara 5,2 persen hingga 5,8 persen, maka PR untuk masing-masing komponen kontributor growth harus makin tinggi lagi,” ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, dikutip astakom.com, Sabtu (5/7).
Ia merinci, agar target pertumbuhan di level 5,2 persen dapat dicapai, maka konsumsi rumah tangga harus tumbuh minimal 5 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 5 persen, dan ekspor meningkat 6,5 persen.
Sedangkan untuk mencapai pertumbuhan tertinggi 5,8 persen, konsumsi rumah tangga harus naik minimal 5,5 persen, PMTB tumbuh 5,9 persen, dan ekspor melonjak 6,8 persen.
Sri Mulyani menegaskan bahwa tantangan utama untuk mencapai target tersebut adalah mengerek konsumsi domestik dan investasi. “Berarti pemerintah harus menjaga daya beli, inflasi, penciptaan lapangan kerja, dan upah yang memadai,” jelasnya.
Saat ini, kontribusi PMTB terhadap pertumbuhan baru di angka 2 persen, sehingga menurut Menkeu, perlu dikerek hingga tiga kali lipat. Sementara itu, kinerja ekspor dinilai sudah cukup baik, namun tetap perlu dijaga agar tidak mengalami penurunan.
“Ini adalah target pertumbuhan aspirasi yang harus ditopang dengan kebijakan dan berbagai langkah untuk bisa diwujudkan, apakah itu di bidang investasi, deregulasi, menjaga daya beli, itu harus dilakukan,” kata Sri Mulyani.
Untuk mendukung pencapaian target tersebut, pemerintah menyiapkan tujuh strategi utama. Pertama, menjaga daya beli masyarakat dengan mengendalikan inflasi.
Kedua, memperkuat efektivitas program-program unggulan seperti lumbung pangan, sekolah rakyat, makan bergizi gratis, koperasi merah putih, revitalisasi sekolah, pemeriksaan gratis, pertahanan, dan program perumahan.
Ketiga, mendorong investasi Danantara untuk sektor-sektor strategis yang memiliki nilai tambah tinggi. Keempat, peningkatan ekspor melalui hilirisasi dan diversifikasi produk serta pasar. Kelima, penguatan rantai pasok dan hilirisasi sektor pertanian.
Strategi keenam adalah meningkatkan nilai tambah, keterkaitan antarsektor (linkages), dan daya saing nasional. Ketujuh, menjalankan proyek strategis nasional (PSN), termasuk program persampahan, pembangunan dan revitalisasi sekolah, serta proyek perumahan.