Minggu, 6 Jul 2025
Minggu, 6 Juli 2025

Demi Ketahanan Pangan Nasional, Kementerian PU Serius Tangani Sampah di Irigasi

astakom, Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menaruh perhatian serius terhadap peran strategis irigasi dalam mendukung ketahanan dan swasembada pangan nasional. Salah satu fokus utama adalah penanganan sampah yang kerap menghambat distribusi air ke lahan pertanian.

Menteri PU, Dody Hanggodo menegaskan bahwa keberlanjutan fungsi bendung dan saluran irigasi menjadi kunci agar sistem distribusi air dapat berjalan lebih efisien dan merata.

“Irigasi memiliki peran vital dalam mendukung swasembada pangan,” ujar Menteri Dody, sebagaimana tertuang dalam siaran pers resmi Kementerian PU, yang dikutip astakom.com, Sabtu (5/7).

Dalam mendukung upaya tersebut, Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung terus mengembangkan pengelolaan sampah di saluran irigasi, khususnya di Daerah Irigasi (DI) Rentang dan DI Kamun yang mencakup wilayah Kabupaten Majalengka, Indramayu, dan Cirebon.

Sampah yang terangkut dari saluran irigasi nantinya akan diproses di Workshop Pengolahan Sampah di kawasan Bendung Rentang. Di tempat ini, sampah dipilah dan didaur ulang berdasarkan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (3R). Sampah organik diolah menjadi kompos, sedangkan sampah plastik diproses menjadi briket serta produk daur ulang lainnya.

Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, mengungkapkan bahwa proses pengolahan ini mampu menangani sekitar 500 kilogram sampah per hari.

“Salah satu tantangan utama dalam pengelolaan irigasi adalah penumpukan sampah di saluran yang mengganggu aliran air. Melalui pengolahan ini, kami berharap distribusi air semakin lancar dan produktivitas pertanian meningkat,” jelas Dwi Agus.

Selain pengelolaan sampah, BBWS Cimanuk-Cisanggarung juga tengah melakukan modernisasi DI Rentang. Modernisasi ini mencakup peningkatan keandalan penyediaan air, perbaikan prasarana, manajemen irigasi, penguatan kelembagaan pengelola, serta pengembangan sumber daya manusia.

Saat ini, DI Rentang melayani lahan pertanian seluas 87.840 hektare di wilayah Majalengka, Cirebon, dan Indramayu, yang seluruhnya bergantung pada debit air dari Sungai Cimanuk.

Melalui program modernisasi tersebut, fungsi irigasi diharapkan dapat efektif, efisien, dan berkelanjutan dalam mendukung terciptanya ketahanan pangan nasional, sebagaimana Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Dengan adanya program ini, produktivitas padi diharapkan dapat meningkat dari 5,6 ton per hektare menjadi 6,5 ton per hektare, luas tanam dari 43.229 hektare menjadi 86.423 hektare, serta indeks pertanaman dari 120 persen menjadi 230 persen.

Rubrik Sama :

Pemerintah Targetkan Ekonomi Tumbuh 5,8 Persen di 2026, Ini Strategi Sri Mulyani

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2026 mencapai 5,2 hingga 5,8 persen, sebagaimana tercantum dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026.

Pemerintah Perkuat Industri Padat Karya Lewat Insentif Pajak dan Pembiayaan

Pemerintah terus menggenjot daya saing sektor industri padat karya di tengah tekanan ekonomi global dengan menggelontorkan berbagai skema insentif fiskal.

Menkop: Tak Sekedar Program, Kopdes/Kel Merah Putih Jadi Alat Memakmurkan Desa

astakom, Jakarta – Kementerian Koperasi (Kemenkop) menekankan pentingnya transformasi Koperasi desa/kelurahan (Kopdes/ Kel) Merah Putih agar benar-benar dapat menjadi entitas atau badan usaha yang...

Program Cek Kesehatan Gratis Masuk Sekolah, Targetkan 53 Juta Pelajar di Tahun Ini

Pemerintah terus memperluas cakupan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menjadi program prioritas Presiden Prabowo Subianto, dengan menyasar lingkungan pendidikan.
Cover Majalah

Update